TERAS7.COM – Kabupaten Banjar memang dikenal dengan kabupaten yang menyimpan sejarah perjuangan para leluhur.
Terbukti dengan ditemukannya ratusan makam yang tertimbun oleh rumput liar ditemukan oleh seorang warga Desa Teluk Selong, Kecamatan Martapura Barat, yang sedang membersihkan lahan tersebut dan tak disangka ratusan makam yang diperkirakan ratusan tahun lalu tertimbun oleh semak belukar rumput liar.
Penemuan itu sempat mengagetkan warga sekitar bahkan Kalimantan selatan, terlihat juga batu nisan yang terbuat dari batu granit hitam orang dahulu dan sebagian lagi masih nampak tulisan dibatu tersebut.
Sebelumnya juga terjadi di Kabupaten Banjar warga yang dikejutkan dengan penemuan sebuah meriam kuno, baru-baru ini.
Benda antik tersebut memiliki panjang dua meter dan berat sekitar dua ton. Meriam kuno ini diduga peninggalan Belanda sejak 1930.
Peralatan militer di zaman penjajahan itu ditemukan oleh sekelompok pekerja bangunan di Pasar Martapura.
Setelah beberapa saat menggali lubang, cangkul pekerja itu terbentur benda keras.
Semula mereka mengira benda itu sebuah batu. Setelah digali lebih dalam ternyata sebuah meriam.
Beluml agi ratusan makan keramat yang ada di tanah Banjar yang menjadikan Kabupaten Banjar sebagai tempat wisata religi terbanyak seIndonesia.
Bahkan ada satu makan seorang tuan guru yang tidak pernah sunyi setiap harinya dari kunjungan masyarakat berjiarah yaitu KH Muhammad Zaini Bin Abdul Ghani atau biasa di sapa dengan sebutan Guru Haji Izai SSekumpu, yang haulnya diperingati setiap tahun yang dihadiri hampir 1.500 orang yang hadir menjadikan kawasan Sekumpul Martapura menjadi lautan berjubah putih terbesar Asia.
Hal ini menjadikan tugas penting bagi pemerintah Kabupaten Banjar untuk menjaga dan melestarikan budaya serta menjaga dan merawat peninggalan leluhur suku Banjar.
Melalui DInas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjar, Pemerintah berusaha agar tempat-tempat keramat bisa terus terjaga sebagai bukti sejarah peradapan masyarakat banjar pada zaman dulu.
Diungkapkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjar Haris Rifani melewati Sekretarisnya Aidy Hikmatullah, memang Kabupaten Banjar tidak sekali dua kali menemukan barang atau benda sejarah yang tertimbut oleh alam setiap tahunnya.
Namun semua benda benda yang ditemukan selalu di tempatkan di Balai Arkeologi Kalimantan Selatan untuk dilakukan pemeriksaan dan penelitian lebih lanjut.
Menurut Aydi, untuk menumbuhkan wawasan masyarakat dan meningkatkan kecintaan terhadap kebudayaan dan sejarah Banjar, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten BAnjar akan membuat Museum Mini sebagai tempat penyimpanan benda benda bersejarah, peninggalan suku Banjar hingga koleksi poto bahari untuk bisa dinikmati oleh halayak banyak.
“Kita sudah merencanakan untuk membuat Museum Mini sebagai tempat penyimpanan benda benda antik dan benda bahari seperti, baju kerajaan Banjar, senjata perang bahari, poto-poto, batu, dan benda benda bersejarah lainnya yang pernah kita temukan oleh masyarakat, karena ada banyak barang milik kita tersimpan di Balai Arkeologi, nanti kita ambil,” terangnya.
Adanya Museum Mini nanti, lanjut Aidy adalah diharapkan bisa mengenalkan kepada masyarakat tentang peninggalan sejarah dan untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan budaya yang dimiliki oleh Kabupaten Banjar.
Rencana untuk membuat Museum Mini Kabupaten Banjar, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga sudah mengusulkan anggaran ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan dana APBD sebesar 100 juta rupiah sebagai biaya renovasi dan keperluan tempat museum.
“Untuk tempat kita sudah menyediakannya, di dalam Kantor ini juga, tinggal renovasi sedikt untuk menambah luas ruangannya serta melengkapinya dengan etalase untukl wadah barang barang yang akan dipajang,” pungkasnya.