TERAS7.COM – Cuaca ekstrim yang beberapa waktu belakangan melanda wilayah Provinsi Kalimantan Selatan mengakibatkan produksi ikan dari UPT Pelabuhan Perikanan Banjarmasin mengalami penurunan.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan, Rusdi Hartono kepada Teras7.com saat dijumpai di ruang kerjanya.
“Memang agak menurun, sekitar 15 persen hingga 20 persen,” ujarnya.
Lelaki yang pada Jumat, (05/02) lalu dilantik sebagai Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan yang baru itu mengatakan bahwa pada hari ini Senin, (15/02) kapal yang ada di Pelabuhan Perikanan Banjarmasin hanya berjumlah 2 buah kapal.
Kapal tersebut berkapasitas kurang lebih 10 ton hingga 15 ton ikan, dan berisikan sedikitnya tiga jenis ikan yang digemari masyarakat Kalimantan Selatan.
“Ikan layang, peda, dan tongkol yang digemari masyarakat kita,” ucapnya.
Adapun zona tangkap ikan dari Kalimantan Selatan sendiri, ia menjelaskan berada di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 712 di Laut Jawa dan WPP-713 di Selat Makassar.
Kemudian, untuk stok ikan, ia mengungkapkan bahwa sampai saat ini masih stabil, karena di Pelabuhan Perikanan Banjarmasin sendiri memiliki 2 buah Cold Storage yang mana 1 buah milik Pemprov, dan 1 buah lagi milik pelaku usaha yang menyewa tempat tersebut
Kedua buah Cold Storage tersebut, masing-masing memiliki kapasitas seberat kurang lebih 1 ton. Maka dari itu, ia menghimbau masyarakat Kalsel agar tetap menjalankan program Gerakan Makan Ikan yang digaungkan oleh Gubernur Kalimantan Selatan saat itu, H Sahbirin Noor.
“Jadi masyarakat jangan takut untuk menjalankan gerakan makan ikan, agar kita tetap sehat,” himbaunya.
Sementara itu, untuk proses pengantaran ikan semua dilakukan lewat darat, dan didistribusikan ke seluruh wilayah Kabupaten/Kota yang ada di Kalimantan Selatan. Bahkan ia juga menjelaskan bahwa distribusi dilakukan hingga Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.
“Tiap malam diantar Kalteng, khususnya di Kapuas, Palangkaraya, dan Sampit, serta ke Balikpapan, dan juga terkadang ke Pontianak,” jelasnya.
Namun, ia mengatakan bahwa pengantaran tersebut harus sedikit terganggu, lantaran ada jembatan yang putus di Kabupaten Banjar, sehingga mengakibatkan keterlambatan proses pengantaran.