TERAS7.COM – Kota Martapura, Kabupaten Banjar yang terkenal sebagai Kota Serambi Mekkah dan Kota Santri ini terkenal agamis.
Walau dikenal agamis, Kota Martapura memiliki cukup banyak tradisi, salah satunya adalah tradisi membaca shalawat burdah.
Terlebih disaat terjadinya bencana yang cukup berdampak seperti kebakaran besar, musim kemarau panjang hingga pandemi Covid-19 yang saat ini masih belum usai, tradisi ini kerap kali dilaksanakan.
Yang unik, tradisi pembacaan shalawat burdah tersebut dilakukan oleh masyarakat Martapura dengan keliling kampung pada malam hari, biasanya dilakukan setelah shalat isya.
Biasanya ketika pelaksanaan tradisi ini, masyarakat berkeliling kampung, dimana tuan guru atau tokoh agama setempat memimpin di depan barisan sambil membaca shalawat burdah.
Salah satu dai muda asal Kota Martapura, Jam’ani menjelaskan tradisi khas Kota Serambi Mekkah dan Kota Santri ini bertujuan untuk mendatangkan rahmat.
“Sholawat burdah sendiri menurut Ahlussunnah Wal Jamaah adalah pendingin. Jadi dengan melaksanakan pembacaan sholawat burdah keliling ini situasi menjadi dingin dan Allah turunkan rahmat kepada kita,” ungkapnya.
Pembacaan sholawat burdah keliling ini sendiri menjadi salah satu ikhtiar agar terhindar dari mahabahaya dengan memanjatkan doa melalui Salawat Burdah.
Syair Shalawat Burdah sendiri merupakan syair pujian dan pengagungan terhadap Baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
Selain dilakukan oleh masyarakat Kota Martapura, Pemerintah Kabupaten Banjar juga kerap kali melaksanakan pembacaan shalawat burdah ini.
Misalnya saat terjadinya musim kemarau panjang pada September 2019 yang lalu, shalawat burdah ini dilaksanakan dengan melibatkan pegawai lingkup Pemerintah Kabupaten Banjar dan masyarakat martapura serta santri pondok pesantren Darussalam Martapura.
Rangkaian acara dimulai dengan sholat magrib berjamaah dilanjutkan dengan sholat hajat dan pembacaan surah yasin, pembacaan sholawat Kamilah dan do’a, lalu pembacaan sholawat burdah keliling.
Rute pembacaan burdah keliling ketika itu dimulai dari Mahligai Sultan Adam ke jalan Ahmad Yani menuju arah Pondok Pesantren Darussalam.
Kemudian berbelok di depan Jalan Berlian kembali ke arah kantor DPRD Kabupaten Banjar dan kembali lagi ke Mahligai Sultan Adam.
Ketika terjadi pandemi Covid-19 mewabah sejak Maret 2020, pembacaan shalawat burdah tetap dilaksanakan, walaupun tak dilakukan secara keliling.
Seperti pada awal Tahun Baru 1 Muharram 1443 Hijriyah pada Agustus 2021 yang lalu, Pemerintah Kabupaten Banjar menghimbau agar masyarakat menyemarakkan Tahun Baru Islam dengan pembacaan burdah.
Dimana pembacaan burdah ini dilakukan untuk menolak bala bencana dan menjadi salah satu upaya agar musibah Covid-19 yang terjadi segera diangkat.
“Selain melakukan upaya di berbagai bidang, kita berharap pembacaan burdah di Tahun Baru Islam ini segala macam musibah seperti Covid-19 bisa diangkat. Kita sudah siarkan ini ke masyarakat,” kata Bupati Banjar Saidi Mansyur.