TERAS7.COM – Setiap kali datangnya hujan dengan intensitas tinggi, Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan sekarang mulai dihantui dengan musibah banjir.
Hal ini pun menjadi sorotan Anggota Komisi III DPRD Kota Banjarbaru Nurkhalis Anshari. Menurutnya persoalan banjir ini sebetulnya bisa diatasi, apabila semua pihak, baik pemerintah daerah (eksekutif-legislatif), pengusaha, pemerhati lingkungan, termasuk mahasiswa dan masyarakat dapat duduk satu meja bersama-sama mencarikan solusi kongkritnya.
“Mengingat tidak dapat dipungkiri, selama ini langkah demikian belum dilakukan, sehingga persoalan banjir, masih saja terus terjadi. Bahkan terus melanda didaerah yang menjadi langganan banjir,” ujar Khalis.
Karena menurut Khalis, permasalahan banjir ini tidak bisa diatasi hanya oleh Pemerintah Kota, dan Provonisi saja. Melainkan perlu adanya atensi di tingkat Pemerintah Pusat.
“Permasalahan ini tidak bisa diatasi oleh Pemerintah Kota dan Provinsi saja, akan tetapi semua elemen terkait harus terpadu. Apalagi jika mempersoalkan anggaran daerah terbatas, yang mana hal tersebut juga bisa diperjuangkan di tingkat pusat,” ucapnya.
Selaku salah satu wakil rakyat di legislatif Banjarbaru, Khalis mengatakan dirinya selalu mengingatkan pihak eksekutif sesuai dengan tupoksinya. Mengingat kondisi alam sekarang ini, sudah semakin tidak terkendali, ditambah wilayah resapan air yang sudah tidak optimal lagi.
Oleh karena itu, menurutnya mulai dari sekarang bisa dilakukan pencarian solusi kongkritnya secara bersama-sama untuk mengatasi persoalan banjir tersebut.
“Pemerintah harus cepat mengambil langkah. Begitu juga pihak terkait lainnya dan bagi pihak yang melanggar aturan tindak saja. Mengingat kita dari legislatif tidak akan henti-hentinya mengingatkan pihak eksekutif supaya dapat mengatasi banjir ini,” terangnya.
Lebih jauh Khalis menjelaskan, meski persoalan banjir ini kompleksitas, akan tetapi negara juga harus tetap bertanggung jawab terhadap bencana hidrometeorologi sekarang ini yang mulai menghantui Kota Banjarbaru.
Apalagi jika melihat topografi wilayah Kota Banjarbaru, menurutnya banyak kondisi lingkungan yang semestinya dijaga dengan baik, namun tidak terlaksana lantaran terkendala anggaran dana yang terbatas, serta ditambah dengan adanya pelanggaran tata ruang yang terjadi dimana-mana.
“Memang persoalan banjir ini harus diurai, mulai dari hulu kawasan hutannya hingga ke hilirnya ada Daerah Aliran Sungai (DAS). Itu banyak persoalan mulai dari hutan gundul sampai DAS yang semakin dangkal. Makanya perlu terobosan yang besar, dan tidak cukup hanya terpadu menyelesaikan persoalan banjir ini,” pungkasnya.