Kandangan (HSS) – 5 Nopember 2022.
Stunting masih menjadi masalah serius Indonesia. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dirilis Kementerian Kesehatan tahun 2021 stunting Nasional sebesar 24,4% jumlah balita. Sementara dari data yang sama balita stunting di Kalsel masih melebihi angka nasional, yaitu sebesar 30%. Padahal, melalui metode Asuhan Gizi dan E-PPGBM (Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) Tahun 2022 yang dilakukan secara langsung turun ke lapangan, angka stunting di kalsel sudah mencapai 10.5%, dengan survei data dari januari hingga sekarang sudah mencapai 80%.
Stunting sendiri adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Pada sisi lain Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
Melihat tingginya angka stunting tersebut tentu harus dibaca dengan serius oleh Pemerintah. Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Provinsi Kalimantan Selatan angkanya lumayan masih tinggi 29% atau hanya satu persen dibawah angka Provinsi. Dalam kaitan tersebut Dinas Kesehatan Hulu Sungai Selatan kembali melaksanakan Konvergensi Pencegahan Stunting (KP2S). Kegiatan ini melibatkan smeua kader TP PKK Desa dan Kecamatan bersama Kader Pembangunan Manusia (KPM).
KP2S ini adalah sebagai penguatan lintas sektor terkait, penguatan antar TP. PKK Kecamatan, TP. PKK desa, kader pembangunan manusia di desa dan tim pendamping keluarga untuk penurunan pencegahan stunting di Kab. HSS.
“Kami berharap dengan adanya acara ini paling tidak dari kader TP. PKK dari KPM dan dari tim pendamping itu sudah tau apa maksud dan tujuan kegiatan ini dan kami berharap kedepan angka stunting di Kab. HSS menurun dengan drastis karena dengan survey status gizi Indonesia (SSGI) di Kab. HSS angkanya lumayan masih tinggi 29%, dan kita berharap dengan komitmen nasional turun jadi 14%,” tegas Kepala Dinas Kesehatan Kab. HSS dr. Siti Zainab.
Menurut dr Siti Zainab penanganan stunting ini juga harus dilakukan dangan basis data yang akurat sehingga program bisa tepat sasaran. Dengan demikian maka bantuan yang diberikan dalam upaya pemulihan gizi balita pada anak bisa efektif.
“By name by address ya, dari sana kita lihat apa sih yang kurang, mungkin suatu desa di interpensi dari sanitasinya, dari air minumnya, tapi mungkin desa lainnya, dari gizinya, jadi tiap orang mungkin berbeda-beda, ada 20 indikator yang harus diinterpensi,” tutupnya
Sementara Bupati Hulu Sungai Selatan Drs. H. Achmad Fikry, M. AP mengungkapkan akan terus mengawal program stunting di Kab. HSS. Karena menurutnya stunting adalah masalah serius yang akan menentukan masa depan generasi akan datang. Untuk itu stunting harus dilawan agar jangan sampai membelenggu masa depan Bangsa dengan beban berat yang harus diterima generasi baru Indonesia.
“Ini kegiatan dinas kesehatan ya, keliling semua puskesmas seluruh kecamatan di Kab. HSS, untuk penguatan kader-kader kita, jadi saya menyerahkan paket untuk ibu hamil, dan anak-anak balita, yang statusnya stunting, kita berharap dengan kegiatan seperti ini menyadarkan warga kita pentingnya proses mengandung dan setelah melahirkan apalagi dibawah standar semua, sering saya katakan perilaku sebenarnya, perilaku hidup sehat agar stunting tidak jadi belenggu bagi generasi baru Indonesia,” ucap Bupati
Lebih lanjut Bupati juga berharap dengan adanya kegiatan tersebut bisa menjadi langkah nyata untuk menekan pertumbuhan stunting di Kab. HSS.
“Karena sebenarnya pengawalan itu sejak calon pengantin , makanya ini perlu pendekatan TP. PKK, Kader-kader kita, butuh waktu memang untuk menyadarkan, tapi ini harus dimulai dari sekarang , mudah-mudahan tersadar dan anak anak kita jadi generasi emas dan baik,” pungkas Bupati.
Sinergi dalam mengatasi stunting di Bumi Antaludin Kab HSS juga melibatkan PT. Pertamina. Pertamina memiliki komitmen melibatkan diri membangun daerah mendukung program “BUMN Hadir Untuk Negeri”, dalam bidang kesehatan dengan membuka program klinik SEHATI
.
“Sebenarnya Program Klinik Gizi SEHATI ini merupakan inovasi pelayanan kesehatan dasar yang secara berkelanjutan telah dimulai sejak Agustus 2020,” kata Vice President CSR PT Pertamina (Persero), Arya Dwi Paramita, melalui siaran pers.
Kegiatan ini menurut Arya adalah untuk memberikan peningkatan mutu kesehatan masyarakat dengan fokus peningkatan akses pelayanan kesehatan di tingkat dasar seperti pencegahan kasus stunting dan pendampingan Balita rawan gizi selain program Ibu Hamil.
“kita berharap Program yang kita jalankan ini sebagai bentuk sinergi bersama Pemkab HSS dalam menurunkan angka stunting. Ini soal generasi masa depan bangsa Indonesia.”pungkas Arya.