TERAS7.COM – Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, merupakan salah wilayah terbesar dalam menghasilkan karet mentah.
Namun, kondisi cuaca saat ini tidak menentu mengakibatkan banyak petani karet mengalami kerugian, yang mana biasanya dalam 2 hari dapat menghasilkan 60 Kilogram dan saat ini hanya bisa mencapai 30 Kilogram saja.
Sedangkan harga karet dijual untuk saat ini per Kilogram sebesar Rp 6.500, kalaupun naik tidak terlalu tinggi sekitar Rp 100 sampai Rp 200.
Hal itu diungkapkan oleh Warhamni Anggota DPRD Kabupaten Banjar kepada wordpress-1348129-4951175.cloudwaysapps.com, Sabtu (14/01/2023).
“Saat ini dalam tiga bulan dari pohon karet jatuh ini yang membuat hasil produksi karet turun,” ujarnya.
Warhamni menambahkan, karena itu juga membuat petani banyak diantara mereka memilih istirahat menyadap karet.
“Pokoknya saat ini saya merasakan hal yang sangat luar biasa untuk masyarakat dikalangan bawah,” jelasnya.
Sementara salah satu pembeli hasil karet dari petani dan warga Desa Loktangga karang intan, Hadiannoor mengatakan, saat pohon karet dalam kondisi basah karena hujan, maka tidak bisa disadap.
“Akibat lain dari musim hujan tidak menentu, juga sangat berpengaruh pada tingkat volume karet tersebut, lantaran daun pohon menjadi rontok (berguguran),” jelasnya.
Hadiannor menambahkan, kondisi ini terjadi sudah selama 3 tahun membuat hasil karet menjadi tidak normal akibat hujan yang tidak menentu.
“Biasanya saat musim atau cuaca normal dalam setahun itu daun jatuh hanya satu kali saja, sedangkan menurut petani saat ini tiga sampai lima kali rontoknya,” terangnya.
Salah satu petani karet, Ardi mengatakan biasanya memanen karet 1 hektar dalam 2 hari mencapai 60 Kilogram, tetapi saat ini hanya menyampai 34 Kilogram saat dijual.
“Dalam tahun ini menurih (menyadap) karet pohonnya pada gundul tidak ada daun dan sudah rontok empat kali,” pungkasnya.