TERAS7.COM – Kota Marabahan sangat identik dengan jembatan Rumpiang. Setiap kali ingin mengunjungi kota yang dibelah oleh sungai Barito ini, sebagian besar saat ini tentu akan melewati jembatan megah yang diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 25 April 2008 tersebut.
Kehadiran jembatan yang memiliki total panjang bentang 753 meter dengan bentang utama sepanjang 200 meter menggunakan konstruksi pelengkung rangka baja ini, dirasakan sangat memperlancar arus lalu lintas dari Kota Marabahan menuju Banjarmasin, dan sebaliknya.
Tentu bagi penduduk yang telah lama berdiam di Marabahan, masih ingat, sebelum jembatan itu kokoh berdiri, mereka harus menggunakan kapal feri untuk menyeberangi Sungai Barito.
Namun setelah 10 tahun jembatan yang dibangun dengan menggunakan dana dari APBN, APBD Kabupaten Barito Kuala dan APBD Pemprov Kalimantan Selatan sebesar Rp174,5 miliar ini beroperasi, kini ada banyak ditemukan coretan-coretan yang menghiasi jembatan itu.
Yang parah, selain coretan, ada juga tangan-tangan usil dan tidak bertanggungjawab yang berani mencabut beberapa baut jembatan yang kerap kali dijadikan lokasi berselfie ria bagi muda dan mudi yang sedang bersantai, sambil menikmati indahnya pemandangan sungai Barito dari ketinggian.
“Wah, bahaya,” tulis salah seorang warga kota Marabahan, menanggapi kenyataan ini, seperti dilansir akun Facebook milik Mahmud, yang juga warga kota Marabahan.
“Kepada pihak terkait agar segera dipasang kembali bautnya yg hilang, sebelum jatuh korban. Ingat peristiwa runtuhnya jembatan di Kutai Kertanegara Kaltim, beberapa tahun yang lalu, sungguh mengerikan,” cetusnya.
Menurut Mahmud, ada sekitar 51 baut yang raib. “Kalau hitungan ulun 51 biji baut yg hilang,” jawab mahmud di akun Facebook miliknya, ketika menanggapi pertanyaan seorang warga.
Yang menarik, Wakil Bupati Barito Kuala, H Rahmadian Noor, juga turut menanggapi kejadian yang menimpa jembatan yang sudah tentu menjadi kebanggaan masyarakat yang dipimpin oleh Bupati Perempuan pertama di Kalsel ini.
“Sudah kami minta Kepala Dinas PU Barito Kuala agar segera melaporkan dan berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Kalimantan, karena ini bisa mengganggu kestabilan konstruksi jembatan,” tulis Rahmadi.
Untuk diketahui, Jembatan Rumpiang adalah Land Mark Kota Marabahan, sebagai insfrastruktur transportasi sekaligus monumen perubahan yang menunjukkan kemajuan masyarakatnya. Selain itu sekitar jembatan rumpiang juga memberikan pemandangan-pemandangan yang menyejukkan mata. (mmg)