TERAS7.COM – Petani cabai rawit, di Desa Sungai Kupang, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) terpaksa harus gigit jari lantaran hasil kebunnya di tahun ini jauh dari kata memuaskan dan bahkan merugi.
Hal itu lantaran lahan kebun cabai milik mereka terendam banjir karena hujan deras yang mengakibatkan meluapnya air sungai Amandit beberapa waktu lalu.
Seperti yang dialami oleh salah satu petani Abdul Khalik, dimana dirinya harus merelakan hampir seluruh cabai rawit yang ditanamnya tersebut layu dan mati akibat musibah yang dialaminya.
“Banyak sekali cabai yang mati, bagaimana kita mau berkebun lagi, padahal hasil ini rencananya untuk modal kebun berikutnya,” cetus Abdul Khalik saat ditemui di kebun cabai miliknya, Selasa (17/11).
Tanaman cabai yang sudah ditanamnya sejak dua bulan ini sendiri, sebelumnya digadang gadang akan memperoleh hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.
Mirisnya, apa yang terjadi ternyata tak sesuai rencana, pasalnya cabai rawit yang ada terlanjur mati sebelum sempat dipanen karena diterjang banjir dadakan.
“Padahal disini jarang sekali banjir, kalaupun banjir biasanya pada saat bulan Februari atau Maret, tapi sekarang malah lebih cepat datangnya banjir,” ungkap Abdul.
Untuk mengurangi kerugian yang lebih besar, kini Abdul Khalik beserta petani lainnya hanya bisa memetik cabai rawit yang masih tersisa.
Dengan harapan hasil cabai petikannya bisa terjual dan menutupi sebagian kecil kerugian yang mereka dapatkan.
“Ya bagaimana lagi, terpaksa ini yang bisa kita petik dan kita kumpulkan dari pada tidak ada sama sekali, setidaknya mengurangi kerugian yang kami alami,” harapnya.