Banjarmasin (4/01/2023), Hari mulai gelap seiring cahaya lampu-lampu kecil di sepanjang Lorong sempit diantara Gedung tua yang mulai ramai.
Diantara dinding bangunan kusam yang mengapit jalan sempit terlihat muda mudi keluar masuk jalan sambal bercengkrama dengan gaya khas mereka.
Sesekali terdengar gelak tawa kelompok anak muda lain dari sebuah café berkukuran tidak lebih dari tiga kali enam meter dengan susunan bangku Panjang bernuansa lama.
Sejak pertengahan 2019 sebelum Pandemi Covid 19 kawasan yang dulu bekas pergudangan dan menjadi Kawasan mati pada malam hari perlahan mulai hidup.
Denyut aktivitas di dua jalan sempit di Jalan Hasanudin HM Banjarmasin Tengah ini terasa dengan munculnya café dan tempat kuliner yang mayoritas dilakoni oleh anak muda.
Dengan mencirikan identitas Banjarmasin sebagai kota Tua yang usianya pada 23 September 2022 lalu genap 496 tahun Kawasan ini kemudian disebut sebagai Kota lama, Kawasan di Pusat Kota Banjarmasin dengan nuansa kota tempo dulu.
Salah satu penggagas Kota lama Bayu Indra Aditya yang juga membuka usaha roti mengaku pada awalnya hanya ada dua tempat usaha yang mereka buka.
Satu Kota lama Kopi, dan satu lagi usaha roti miliknya yang dikenal dengan nama roti terang.
Namun perlahan seiring waktu semakin banyak tempat usaha yang buka hingga saat ini mencapai 40 lebih.
“Awalnya kami buka dua tempat saja yakni Kota lama Kopi dan Roti terang namun dengan konsep yang kami tawarkan Kawasan ini semakin ramai dan banyak yang tertarik untuk bergabung dalam bisnis di Kota lama.” Jelas Bayu saat ditemui di Roti Terang Sabtu 4 Februari 2023.
Menurut Bayu konsep Kota lama sesungguhnya menyajikan Kawasan kuliner dan café dengan berbagai lapak usaha anak muda takterkecuali barbershop dan jasa cuci sepatu yang semuanya menyajikan pelayanan sepanjang jalan, dimana orang bebas mesan dimanapun dan makan dimanapun sambil menikmati suasana Kota lama.
“Di sini orang bebas mesan dimana saja dan makan di mana saja tanpa harus duduk di tempat dia mesan. Semua yang datang ke Kota lama adalah tamu bagi semua lapak.
Sehingga Ketika orang datang ke Kota lama dia akan merasakan hal berbeda.
“Selain konsep lapak dan nuansa yang memang mencirikan Banjarmasin tempo dulu yang sekarang sudah nyaris hilang di Banjarmasin.” papar Bayu.
Senada dengan Bayu, ada lagi Ilham Noor yang membuka usaha Barbeque di Kawasan Kota Lama.
Barbeque yang saat ini menjadi salah satu gaya kuliner anak muda disajikan dengan konsep sederhana dengan harga yang juga relatif menyasar anak muda.
Menurut Ilham sejak buka pada 2021 lalu, hingga saat ini usahanya selalu ramai terutama pada saat akhir pekan seperti Jum’at dan Sabtu malam.
Pandemi Covid 19 menurut Ilham, juga turut dalam mewarnai gaya bisnis mereka.
Transaksi non tunai dengan sistem Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS salah satunya.
Sehingga dengan demikian, orang semakin kecil bersentuhan langsung dengan uang tunai, dan sistem ini juga sangat memudahkan karena mereka tidak lagi harus repot mencari uang receh untuk kembalian.
Hal ini sudah menjadi gaya hidup anak muda di Banjarmasin.
“Dengan QRIS semakin memudahkan dalam bertransaksi karena hampir semua orang apalagi anak muda sudah sangat familiar dengan model pembayaran ini. Jadi ini hikmah dari Pandemi yang juga merubah perilaku dan budaya orang dalam berbelanja dari konvensional ke system pembayaran digital.” jelas Ilham.
Diantara ramainya mereka yang datang ke Kota lama, seorang pengunjung Mela yang datang berdua bersama temannya mengaku sangat menikmati suasana Kotalama.
Hiruk pikuk kota Banjarmasin, meski sudah tidak menyandang sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan dengan Kemacetan dan rutinitas pekerjaan sedikit bisa dilupakan saat bersantai di Kawasan ini.
Konsep Kawasan bisnis yang ditawarkan Kota lama menurutnya sangat mendukung orang untuk datang.
Bahkan jika ada rekan kerjanya dari luar kota yang datang ke Banjarmasin maka salah satu tempat pilihan adalah Kota lama.
“Saya sangat menikmati suasana dan kulinernya Ketika datang ke Kota lama. Suasana santai sambil menikmati aneka menu yang ditawarkan. Tidak jarang jika ada temen yang datang ke Banjarmasin saya selalu mengajaknya ke Kota lama.” pungkas Mella.
Konsep Bisnis Baru Anak Muda
Pengamat Ekonomi yang juga dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi -STIE Indonesia Banjarmasin DR Muhammad Iqbal Firdausi menilai, Kota Lama adalah konsep dan model baru dalam bisnis anak muda di Banjarmasin.
Dengan mengusung tema Banjarmasin tempo dulu yang merubah Kawasan kumuh menjadi pusat ekonomi baru anak muda maka patut didukung dan dikembangkan.
Konsep Kota Lama menurut DR Iqbal, juga bisa diterapkan di Kawasan lain di Kota Banjarmasin mengingat masih banyak sudut kota yang bisa ditata menjadi menarik dan mendorong tumbuhnya ekonomi baru.
Dengan banyaknya café dan lapak kuliner di Kota lama menurut DR Iqbal, selain penyerapan lapangan kerja dan perputaran ekonomi, juga hal yang paling penting adalah Kota Lama menjadi contoh bisnis anak muda berbasis ekonomi digital sebagai trend baru ekonomi.
“Pemerintah dan Perbankan bisa bersinergi dalam mendorong tumbuh dan berkembangnya Kota lama. Pemerintah bisa memberikan akses permodalan dan fasilitas pendukung di Kawasan Kota lama sementara perbankan bisa memperkuat literasi keuangan berbasis digital selain edukasi keuangan lainnya yang dibutuhkan masyarakat.”tegas DR Muhammad Iqbal Firdausi.
Menurut Dosen Ekonomi Makro STIE Indonesia Banjarmasin ini, ekonomi digital adalah masa depan dalam bisnis di negara manapun.
Sebab itu Bank harus semakin massif dalam melakukan edukasi tidak hanya kepada pelaku usaha, tetapi juga masyarakat sehingga orang perlahan akan beralih dari model pembayaran konvensional menjadi digital.
BRI sebagai bank yang memiliki jaringan luas dan konsen terhadap UMKM bisa berperan banyak.
Ini menurutnya adalah bonus baru sebagai perubahan peradaban yang positif akibat Pandemi Covid 19.
“Semua stakeholder harus berperan. Bank yang banyak hadir bagi UMKM juga bisa memperkuat basis mereka dalam menyebarluaskan bonus ekonomi digital ini.”jelas Iqbal.
Terkait upaya mendorong UMKM agar tumbuh dan berkembang bahkan naik kelas, Corporate secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menegaskan BRI terus membangun narasi positif sebagai harapan baru bagi UMKM.
Sejak awal Pandemi Covid 19 terjadi menurut Aestika, BRI berkomitmen untuk menyelamatkan UMKM dan mendukung mereka untuk bangkit melalui berbagai pelatihan dan pendampingan termasuk literasi keuangan digital sebagai masa depan UMKM.
“Kita selalu Bersama dengan UMKM jauh sejak awal Pandemi Covid 19 yang memukul semua sektor termasuk UMKM yang sangat merasakan dampaknya akibat berbagai pembatasan yang harus dilakukan Pemerintah dalam mengurangi paparan Covid 19. Literasi digital seperti pembayaran non tunai terus dilakukan sebagai Langkah maju bagi UMKM.” pungkas Aestika