TERAS7.COM – Hari Minggu ini (21/10), akan digelar acara haul Syekh Zalaluddin bin Syekh Abubakar atau lebih dikenal dengan gelar Datu Qobul.
Acara haul ini juga mengundang masyarakat luas, setidaknya 4 Kecamatan sudah di undang oleh panitia Haul.
Bagi masyarakat yang berhuni di kawasan Waduk Riam Kanan Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Datu Qobul sangat dimuliakan.
Hal tersebut, tidak terlepas dari sejarah perkembangan Agama Islam di wilayah Riam Kanan yang konon disebut wilayah pegunungan Beratus.
Menurut tokoh masyarakat setempat, Kai Basuni, berdasarkan cerita para orang tua secara turun temurun yang ia dapat, kedatangan Syekh Zalaluddin ratusan tahun silam itu tidak terlepas dari urusan penyebaran agama Islam itu sendiri.
“Penyebaran agama islam saat itu, pusatnya ya di Rantau Balai ini, dimana Datu Qobul bermukim,” terangnya.
Dengan raut muka serius, Kai Basuni menuturkan, jika Rantau Balai merupakan pusat peradaban Suku Dayak di kawasan pegunungan beratus (kini tenggelam dan menjadi Waduk Riam Kanan) yang didirikan Tumenggung Gemar.
“Tumenggung Gemar juga lah yang disebutkan memeluk agama Islam untuk pertama kalinya,” tambah Ahmad Dauli, Ketua BPD Rantau Balai.
Sejak itulah, Agama Islam ungkapnya, terus berkembang di wilayah pesisir-pesisir sungai kawasan Riam Kanan.
Ahmad Dauli mengisahkan, jika Desa Rantau Balai itu sendiri berarti balai adat yang berada di pinggir sungai, Dalam hal ini pinggir Sungai Pau.
“Tetapi pada tahun 1971 silam, posisi perkampungan bergeser ke lokasi yang lebih tinggi akibat pembangunan Waduk Riam Kanan,” cetusnya.
Rantau itu sendiri lanjutnya, berarti sungai dengan arus biasa.
“Nah kalau yang arusnya kuat, biasa disebut riam, sedangkan istilah mandin digunakan untuk menyebut air terjun,” paparnya.
Di wilayah Desa Rantau Balai sendiri banyak terdapat mandin yang memiliki keindahan alam luar biasa.
Diantaranya yang kerap dikunjungi masyarakat luar adalah Mandin Lima dan Mandin Hain.