TERAS7.COM – Gangan gadang, sebuah jenis kuliner unik yang terdapat dalam budaya Banjar.
Tentunya tidak semua orang pernah menikmati masakan dari batang pisang.
Bahkan mungkin tidak sedikit yang mengernyitkan dahi, mendengar batang pisang dibuat sayur.
Seperti pepatah lain lubuk lain ikannya, gangan gadang, yang berbahan utama dari batang pisang muda, sebenarnya ada di beberapa daerah, dengan nama – nama berbeda.
Di Banjar, khususnya di Kabupaten Banjar, daerah pesisir Sungai Martapura, gangan gadang (batang pisang), sebagai sajian istimewa pada aruh pabapangantinan, pesta pengantin, bagi warga Banjar.
Gangan gadang tersebut biasanya diolah pada setiap acara perkawinan.
Gangan gadang ini biasanya disajikan kepada warga setempat sebagai tanda syukur, sehari sebelum pengantin naik di pelaminan.
Sayur khas Banjar ini, juga dipercaya sebagai penenteram hati bagi pengantin.
Salah satunya aruh bapangantinan yang ada di Desa Kampung Malayu.
Pembakal Desa Kampung Melayu, Hasnan mengatakan, bahwa Gangan gadang merupakan masakan tradisi dalam menjamu warga yang turut membantu secara sukarela dalam persiapan acara perkawinan.
“Selain itu, gangan gadang mempunyai makna semangat gotong royong,” tambahnya.
Gangan gadang ucapnya, bila disajikan menjelang pesta perkawinan dipercaya memiliki sifat mendinginkan serta merangsang penyantapnya menjadi tenang dan sabar.
Kedua mempelai yang juga menyantap masakan tersebut, diharapkan selalu rukun sepanjang hidupnya.
Selain dingin, sifat pisang juga diharapkan menular ke pengantin, seperti cepat beranak (mendapat keturunan), tidak mati sebelum berbuah, dan kehidupan diliputi suasana damai.