TERAS7.COM – Tim Ekspedisi Mapala Piranha Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dilepas keberangkatannya ke Sumatera dan Sulawesi oleh Wakil Wali Kota Banjarbaru Wartono pada Selasa (19/10/2021) kemarin.
Tim Ekspedisi Mapala Piranha ini berangkat dalam rangka program Pendakian Tujuh Puncak Tertinggi atau Seven Summit di Indonesia.
Hal ini diungkapkan Bendahara sekaligus Pejabat Sementara Ketua Umum Mapala Piranha Syaima Melianti pada awak media.
Pada tahun ini, tim ekspedisi yang berjumlah sebanyak 10 orang kata Syaima berangkat ke Puncak Gunung Kerinci di Pulau Sumatera dan Puncak Gunung Latimojong di Sulawesi Selatan.
“Untuk personel kami yang berangkat mendaki Gunung Kerinci ada 3 orang, yakni Amran Nur, Burhanudin dan Irma Handayani. Sementara yang mendaki Gunung Latimojong ada 7 orang, yaitu Dian Ismunandar, Abdul Tiar, Sultan Al Ghaffar Lubis, Gilang Mulia Mukti Pamungkas, Ahmad Jaidi Alfi, Maskur dan Cut Fellina Ramadhani Desky,” ungkapnya.
Kedua tim sendiri berangkat secara terpisah, dimana tim yang menuju Sumatera Barat berangkat melalui jalur udara, sementara tim yang menuju Sulawesi Selatan berangkat melalui jalur laut via Batulicin.
Anggota tim ekspedisi Mapala Piranha yang berangkat sebelumnya sudah diseleksi dan mengikuti training center yang dilakukan secara internal.
“Setelah sampai, kedua tim masing-masing akan mendatangi Mapala setempat untuk melakukan persentasi dan koreksi atas kegiatan pendakian yang akan di laksanakan. Sesuai jadwal, masing-masing tim akan memulai pendakian pada tanggal 23 Oktober dan tanggal 25-26 Oktober sudah turun,” katanya.
Saat berada di puncak 2 gunung yang menjadi bagian Seven Summit Indonesia ini, anggota Tim Ekspedisi akan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Piranha sekaligus mengibarkan bendera Merah Putih dan Bendera Mapala Piranha.
“Karena bertepatan pula dengan momentum Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan, saat dipuncak tim kami juga akan membacakan teks Sumpah Pemuda, serta melakukan beberapa dokumentasi,” tambahnya.
Usai menyelesaikan pendakian tersebut, tim akan istirahat selama 4-5 hari sambil melakukan silaturahmi dengan Mapala setempat sebelum pulang.
Namun jadwal yang disusun tersebut masih bisa berubah dan fleksibel, karena tim yang berangkat hanya mempelajari lokasi berdasarkan referensi di Internet, sehingga perlu panduan dari pemandu lokal mengenai medan dan cuaca di lokasi pendakian.
Walaupun begitu, logistik dan perlengkapan yang dipersiapkan untuk melakukan pendakian lanjut Syaima dipastikan cukup dan sesuai standar.
“Tim ekspedisi sudah mempersiapkan perlengkapan pribadi, perlengkapan kelompok dan perlengkapan kesehatan serta dibekali logistik yang cukup untuk pendakian selama 4 hari 3 malam,” ungkapnya.
Selain perlengkapan yang dipersiapkan tambah Syaima sudah memenuhi standar, tim ekspedisi juga melakukan berbagai pelatihan bersama sebelum pendakian.
“Mudahan tim ekspedisi kami dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan kembali ke Banjarbaru nanti dengan selamat, sehingga bisa membagi-bagikan pengalamannya. Karena program ini bukan hanya untuk Mapala Piranha saja, tapi juga untuk Kalimantan,” terangnya.
Program Pendakian Tujuh Puncak tertinggi di Indonesia oleh Mapala Piranha ini sendiri tambah Syaima akan terus bergulir setiap tahun secara bertahap hingga berakhir di tahun 2024.
Dimana pada tahun 2022 mendatang, Mapala Piranha mendaki Gunung Semeru di Pulau Jawa dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat.
Kemudian pada tahun 2023, ekspedisi akan dilanjutkan untuk mendaki Puncak Gunung Binaya di kepulauan Maluku dan Bukit Raya di Kalimantan Barat.
Pada tahap akhir di tahun 2024, Mapala Piranha berencana akan menaklukkan Puncak Jaya Wijaya atau Carstensz Pyramid di Provinsi Papua.
Dikutip dari situs Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Indonesia memiliki 7 Puncak Gunung Tertinggi di Indonesia atau Seven Summit Indonesia yang dapat menguji adrenalin para pendaki.
Di peringkat paling atas ada Carstensz Pyramid (Puncak Jaya) atay Puncak Jaya di Papua yang merupakan salah satu puncak tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Puncak tertinggi di Indonesia ini merupakan sebuah gunung karang (limestone) dengan salju abadi, dimana selain menjadi puncak tertinggi di Indonesia, Carstensz Pyramid juga dinobatkan sebagai salah satu dari World Seven Summits.
Untuk mencapai puncak Seven Summit Indonesia ini, pendaki harus memiliki keahlian panjat tebing yang mumpuni dan jalur pendakian untuk mencapai puncak Carstensz Pyramid ada dua, yakni dari Ilaga dan Sugapa.
Kedua ada Gunung Kerinci yang menjadi gunung tertinggi di pulau Sumatera dengan ketinggian 3.805 mdpl.
Lokasi Gunung Kerinci berada di perbatasan antara Sumatera Barat dan Jambi, terletak di Taman Nasional Kerinci Seblat yang juga menjadi taman nasional terbesar di Indonesia.
Salah satu Seven Summit Indonesia ini telah ditetapkan sebagai World Heritage Site dengan kategori Tropical Rainforest Heritage of Sumatra dan juga menyandang status sebagai gunung berapi tertinggi di Asia Tenggara.
Ketiga ada Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang dengan ketinggian 3.676 mdpl.
Gunung Semeru merupakan salah satu gunung aktif di Indonesia, sehingga kurang lebih 20 menit sekali kawahnya mengeluarkan abu vulkanik.
Seven Summit Indonesia yang berada di bawah pengawasan administrasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini memiliki daya tarik utama yakni karakteristik medannya yang bervariasi, dimana pendaki dapat menemukan lanskap padang sabana, hutan cemara, danau gunung, hingga hutan montana dalam perjalanan menuju puncak Gunung Semeru.
Keempat ada Gunung Rinjani yang merupakan gunung tertinggi di gugusan kepulauan Sunda Kecil dengan ketinggian 3.726 mdpl.
Gunung Rinjani menjadi gunung berapi aktif kedua tertinggi di Indonesia yang berada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan salah satu daya tariknya adalah danau kaldera yang berada di puncaknya.
Untuk mencapai puncak tertinggi di Indonesia ini pendaki bisa melewati dua jalur pendakian, yakni dari Sembalun dan Senaru.
Kelima adalah Gunung Bukit Raya di Pulau Kalimantan yang memiliki ketinggian 2.278 mdpl dan masuk dalam jajaran puncak tertinggi di Indonesia.
Gunung Bukit Raya yang berada dalam jajaran pegunungan Muller-Schwaner ini menjadi perbatasan Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Secara administratif puncak tertinggi di Indonesia ini berada di bawah pengawasan Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya.
Keenam ada Gunung Latimojong yang terdapat di Pulau Sulawesi dengan ketinggian 3.430 mdpl, dimana puncak tertinggi Gunung Latimojong berada di puncak Rantemario.
Salah satu daya tarik dari Gunung Latimojong adalah ragam jenis satwa yang menghuni lokasi ini, dimana pendaki dapat menjumpai anoa dan babi rusa selama pendakian.
Jalurr pendakian yang umum dipakai untuk mencapai puncak Rantemario adalah jalur Kecamatan Baraka.
Terakhir adalah Gunung Binaiya yang merupakan salah satu puncak tertinggi di Indonesia yang terletak di Kepulauan Maluku, tepatnya di Pulau Seram dengan ketinggian 3.027 mdpl.
Gunung Binaiya termasuk dalam pegunungan karst dan tidak aktif dengan keunikan dari gunung ini adalah medannya yang bervariasi.
Gunung Binaiya memiliki hutan dengan ekosistem pantai, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah, hutan hujan pegunungan, hingga hutan subalpin.