TERAS7.COM – Adanya pandemi Covid-19 mengharuskan para peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara online atau daring. Alhasil, toko seragam sekolah pun sepi dikujungi pembeli.
Biasanya menjelang masuk tahun ajaran baru, toko seragam sekolah kebanjiran pembeli, namun hal tersebut berbanding terbalik di masa pandemi seperti sekarang ini.
Penunuran pembeli yang mengakibatkan omset turun drastis mencapai 80 persen dirasakan oleh Ahmad yang merupakan pemilik toko seragam sekolah, yang terletak di Jalan A Yani KM 34 Banjarbaru. Rabu (13/01).
“Menurun sekali, normalnya perhari 10 buah baju, sekarang cuman 1-2 buah baju,” terang Ahmad.
Bahkan ujar Ahmad kepada jurnalis Teras7.com, pernah dalam satu hari barang jualannya tersebut tidak ada pembeli sama sekali.
“Ada juga yang tidak ada yang beli (seragam sekolah) sama sekali,” ujarnya.
Untungnya toko seragam sekolah milik Ahmad menjual barang lain seperti masker kain, yang di kala pandemi seperti ini lumayan penjualannya.
“Paling masker-masker kain yang lumayan dibeli orang,”
Dirinya juga mengatakan bahwa yang mirisnya ialah selama pandemi pengeluaran tetap jalan, tetapi pendapatan kurang.
Ahmad juga mendoakan agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan normal kembali seperti sedia kala, walaupun dirasanya itu sulit untuk terjadi.
“Mudahan bisa kembali normal lagi, walau ulun rasa itu sulit,” harap Ahmad.
Sementara itu, Elisa yang merupakan siswa yang meingkuti pembelajaran secara daring membenarkan bahwa seragam sekolahnya awet semenjak pandemi.
“Awet, jadi tidak beli seragam, namanya juga daring, kotor saja jarang,” ucapnya singkat.
Elisa pun berharap agar pandemi segera berakhir dan proses belajar mengajar kembali normal, sehingga memberikan dampak positif kepada penjualan seragam sekolah.