TERAS7.COM – Surat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kalimantan Selatan pada tanggal 10 januari 2019 yang menyatakan bahwa akan melakukan pengeringan dan pemeliharaan Saluran Irigasi Riam Kanan selama 3 pekan pada tanggal 7-28 februari 2019 menimbulkan salah satu dampak, diantaranya permasalahan air bersih.
Saluran Irigasi Riam Kanan sebagaimana diketahui merupakan sumber utama penyedia bahan baku air bersih bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Intan Banjar untuk memasok kebutuhan air bersih bagi puluhan ribu pelanggan di Kota Martapura, Kota Banjarbaru dan sekitarnya.
PDAM Intan Banjar sendiri mengambil air bahan baku dari saluran irigasi yang mempunyai kapasitas terpasang atau kapasitas air maksimal secara teori yang dapat dimanfaatkan sebesar 200 liter/detik, akan tetapi pada prakteknya hanya sekitar 85% atau sekitar 170 liter/detik yang bisa dimanfaatkan oleh Instalasi Pengolahan Air (IPA) II/Pinus untuk diproduksi menjadi air bersih.
IPA II/Pinus sendiri dengan kapasitas produksi sebesar 170 liter/detik tersebut mampu melayani 36.148 sambungan yang berada di kawasan Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan, Guntung Payung, Guntung Manggis, Martapura Kota, Martapura Timur, Sebagian Martapura Barat, Karang Intan, Cempaka, Trikora, Sungai Ulin, Sebagian Landasan Ulin dan Sekitarnya.
Akibatnya pengeringan Saluran Irigasi Riam Kanan sendiri menjadi kekhawatiran banyak pihak, karena sumber air ini akan dikeringkan selama 3 pekan untuk pengeringan dan pemeliharaan saluran irigasi dan mengakibatkan suplai air PDAM di wilayah pelayanan IPA II/Pinus dikhawatirkan akan terganggu total.
Pengeringan dan pemeliharaan saluran irigasi ini sendiri dilaksanakan dengan landasan hukum berupa Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12 tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi yang mana mengharuskan saluran irigasi dikeringkan sekali setiap tahun untuk mendeteksi kerusakan infrastuktur dan memperbaiki infratruktur yang rusak agar dapat menjaga ketersediaan debit air.
Karena itu PDAM Intan Banjar menyelenggarakan Konferensi Pers di Kantor PDAM Intan Banjar pada kamis siang (31/1) untuk menjelaskan secara rinci pada masyarakat tentang pelayanan air bersih PDAM Intan Banjar selama pengeringan dan pemeliharaan saluran irigasi Riam Kanan.
Direktur Teknik PDAM Intan Banjar, Said Umar menjelaskan bahwa pengeringan irigasi sendiri sudah rutin dilakukan sejak beberapa tahun sebelumnya, akan tetapi pelayanan PDAM Intan Banjar kali ini tidak akan terganggu.
“Saat pengeringan saluran irigasi sejak tahun sebelumnya kami sudah memanfaatkan air dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Banjarbakula untuk memenuhi suplai bagi PDAM Intan Banjar sebagai pengganti sumber air dari Saluran Irigasi Riam Kanan. Kalau yang akan datang ini pengeringannya dilakukan secara total selama 22 hari, maka suplai air akan kami suplai ambil seluruhnya dari SPAM Regional Banjarbakula,” jelasnya.
SPAM Regional Banjarbakula sendiri punya kapasitas terpasang yang jauh lebih besar dari Saluran Irigasi Riam Kanan, yaitu sekitar 250 liter/detik langsung berasal dari Bendungan Karang Intan di Mandikapau yang disalurkan melalui pipa berdiameter 1,2 meter sepanjang 17 km menuju IPA II/Pinus, dan pada awalnya dirancang dengan kapasitas produksinya sebesar 1.500 liter/detik.
“Walaupun di suplai dari SPAM Banjarbakula, tetap saja akan ada dampak, utamanya yang berada di daerah yang jauh dari jaringan dan elevasinya tinggi seperti di kawasan Wengga dan Sungai Ulin. Tapi akan kami koordinasikan agar pelanggan bisa mendapatkan air seperti biasa. Nanti kalau ada permasalahan lain akan kami kabari,” terangnya.
Said Umar menambahkan bahwa secara garis besar pengeringan saluran irigasi tidak terlalu berpengaruh banyak selama masih ada suplai air yang dapat diolah sehingga operasional PDAM Intan Banjar bisa jalan.
“Karena itu kami harap SPAM Banjarbakula bisa mendukung dan memberikan back up kekurangan air baku untuk diolah menjadi air bersih. Masyarakat memang harus selalu bersiap untuk mengantisipasi gangguan yang akan terjadi, utamanya apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN yang mengakibatkan PDAM Intan Banjar tidak bisa menyuplai air bersih,” jelasnya.
Said Umar menekankan bahwa jumlah produksi air bersih selama pengeringan saluran irigasi ini jumlahnya tetap sama dengan sebelumnya.
“Sebelum rencana pengeringan ini kapasitas produksi kami yang berasal dari saluran irigasi sebesar 170 liter/detik, juga ditambah 130 liter/detik dari Banjarbakula. Nanti pada saat dimulai pengeringan, sumber bahan baku air bersih hanya akan disuplai dari SPAM Banjarbakula saja. Akan tetapi kualitas airnya lebih bagus karena langsung berasal dari hulu dan tidak tercemar sepanjang saluran irigasi,” ungkap Said Umar.