TERAS7.COM – Bicara tentang potensi wisata di Kabupaten Banjar tidak akan ada habisnya karena hampir setiap bagiannya punya daya tarik tersendiri.
Seperti Danau Tamiyang, tempat wisata yang berada di Desa Mandikapau Barat, Kecamatan Karang Intan yang berjarak kurang lebih satu jam dari Kota Martapura.
Tempat ini menawarkan wisata berupa danau eksotik yang terbentuk dari pembendungan sungai Riam Kanan oleh Bendungan Karang Intan, dihiasi dengan jembatan panjang dan berlatar pegunungan Meratus.
Ternyata potensi wisata disekitar danau Tamiyang ini bukan hanya milik Desa Mandikapau Barat saja, tetangganya yaitu Desa Mandikapau Timur juga memiliki potensi yang sama.
Desa yang memiliki bagian hulu dari danau Tamiyang ini juga memiliki pesonanya sendiri, antara lain jembatan gantung yang sering menjadi tempat berfoto.
Namun potensi ini belum sepenuhnya digarap menjadi tempat wisata sebagaimana wisata Danau Tamiyang yang ada di kampung tetangganya.
Kepala Desa Mandikapau Timur, Supiani Abdullah saat ditemui di kediamannya pada Senin (17/6) mengatakan pihaknya memang mewacanakan pembangunan tempat wisata di desanya.
“Belum kami kerjakan karena dananya sangat besar, apalagi kalau menggunakan dana desa. Kami tidak mau main-main dan dadakan, nanti hasilnya juga dadakan yang juga musiman dan sia-sia,” ujarnya.
Karena itu pihaknya mewacanakan objek wisata ini akan mulai dibangun mulai tahun 2022 untuk proyek yang diestimasikan akan menghabiskan biaya lebih dari 5 miliar rupiah.
Saat ditanyakan mengenai tempat wisata yang akan dibangun, ia membenarkan berada di dekat jembatan gantung.
“Nanti di tempat wisata tersebut akan dibangun di pinggir danau, di uruk dibentuk berblok-blok jadi kolam pemancingan, lalu akan dibangun lesehan, restoran, gazebo dan area bermain anak. Juga rencananya akan kami bangun aula yang bisa dijadikan tempat rapat pemerintahan. Lahan yang kami persiapkan sekitar 5 hektar,” jelas Supiani.
Ia menambahkan potensi wisata di Mandikapau Timur memang besar dan dapat menyerap banyak tenaga kerja dari masyarakat desa sendiri sehingga dapat menggerakkan ekonomi desa dan mendapat dukungan dari anggota DPRD Kabupaten Banjar.
“Pada awalnya jembatan gantung lebih dahulu ramai daripada di Mandikapau Barat. karena jembatan tersebut menjadi tempat penyeberangan milik masyarakat ke kebunnya yang ada di seberang sungai. Sehingga sampai sekarang tempat itu tidak menjadi tempat wisata. Walaupun sudah memiliki fasilitas berupa lampu penerangan, toilet dan rumah singgah bantuan dari Dirjen Transmigrasi yang pernah berkunjung,” kata Supiani.
Sementara Kepala Desa Mandikapau Barat, Abdul Basit saat ditemui beberapa waktu sebelumnya mengatakan sangat mendukung wacara ini.
“Bagus, sehingga ada tempat 2 wisata di Mandikapau. Kepala Desa harus memiliki inovasi untuk menggunaan dana desa, jangan digunakan untuk proyek saja, harus bermanfaat dan memberikan penghasilan bagi desa seperti pembangunan tempat pariwisata,” ungkapnya.
Abdul Basit menambahkan wacana ini tidak membuat wisata Danau Tamiyang yang dibangun desanya menjadi tersaingi.
“Saya merasa tidak tersaingi, bahkan kami akan memberikan bantuan kalau diperlukan. Jadi masyarakat punya banyak pilihan wisata, nanti setelah ke Mandikapau Barat bisa melanjutkan ke Mandikapau Timur, lalu ke Matang Keladan, Tahura dan Paman Birin,” ucap Abdul Basit.