TERAS7.COM – Kabupaten Banjar merupakan salah satu daerah di Kalimantan Selatan yang memiliki banyak potensi wisata, utamanya wisata alamnya yang luar biasa.
Pegunungan Meratus yang berada dibagian timur Kabupaten tertua di Kalsel ini menjadi hulu dari 2 sungai besar, yakni Sungai Riam Kanan dan Sungai Riam Kiwa yang menyatu menjadi Sungai Martapura dengan hilir di Sungai Barito.
Di bagian hulu sungai besar ini, terdapat belasan hingga puluhan air terjun yang dapat dikunjungi, salah satunya adalah Mandin Panyaluhan.
Salah satu warga Martapura, Muhammad Noor Ikhsan kepada Teras7.com baru-baru ini menceritakan bahwa air terjun ini terletak di Desa Paau, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, berada dalam kawasan Waduk Riam Kanan.
“Air terjun ini tepatnya berada di lereng Gunung Haur Bunak yang memiliki ketinggian 1141 Mdpl. Letaknya sendiri berada ditengah hutan yang masih sangat rimbun dan asri,” katanya.
Pemuda Pecinta Alam ini menyebutkan Mandin Panyaluhan memiliki ketinggian kurang lebih 30 meter dan kawasan tempat ini masih sangat bersih karena bebas dari sampah.
Rute Perjalanan Mandin Panyaluhan sendiri dimulai dari Desa Paau sebagai titik start menuju Batu Balian Sungai Tuyub yang menjadi Pos 1.
“Setelah itu Menyeberang Sungai Arinawai yang memiliki lebar kurang lebih 10 meter. Airnya sangat deras dengan kedalaman selutut orang dewasa,” kisahnya.
Setelah itu rombongannya sampai di Jambangan yang merupakan Pos 2, dilanjutkan dengan menyusuri aliran Sungai Panyaluhan hingga sampai di Air Terjun Panyaluhan.
Untuk mencapai tempat ini lanjut Ikhsan, mereka memerlukan waktu kurang lebih 5 jam perjalanan dengan sarana tracking atau berjalan kaki dari Desa Paau.
“Jika ingin kesini sangat disarankan untuk meminta bantuan warga Desa Paau yang menjadi Karang Taruna atau Pokdarwis untuk menjadi guide,” ujarnya.
Guide ini sangat diperlukan karena hutan menuju air terjun ini masih sangat lebat dan jalur menuju tempat tersebut bisa tertutup.
“Makanya perlu bantuan guide karena hutannya masih sangat dan jalurnya bisa tertutup seperti yang kami alami,” jelas Ikhsan.
Selain itu karena menembus “perawan” hutan Meratus, rombongannya juga harus mewaspadai adanya binatang buas khas Kalimantan yang berkeliaran.
“Selain itu disini juga masih ada berbagai macam binatang buas khas Kalimantan seperti Kucing Hutan, Babi Hutan dan Beruang. Saat kami kesini, kami juga menemui kucing hutan yang lewat dihadapan kami dan menemukan jejak babi hutan dan beruang,” bebernya.