TERAS7.COM – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Indocement) kembali menunjukkan dominasinya di industri semen nasional.
Hingga September 2024, Indocement berhasil meraih pangsa pasar domestik sebesar 29,7 persen, capaian solid di tengah meningkatnya kebutuhan semen curah untuk berbagai proyek strategis, termasuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur.
Data dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyoroti kontribusi signifikan Indocement dalam pasar yang terus berkembang ini.
Pada sembilan bulan pertama tahun ini, volume penjualan domestik Indocement naik 9,4 persen, mencapai 14,55 juta ton. Pertumbuhan ini terutama didukung oleh peningkatan produksi di Kompleks Pabrik Grobogan.
Namun, pasar ekspor mengalami penurunan tajam sebesar 57,6 persen, dengan total ekspor hanya mencapai 189 ribu ton.
“Pendapatan perusahaan tercatat naik 3 persen menjadi Rp13,32 triliun, dengan kontribusi besar dari Semen Grobogan,” ujar Dani Handajani, Corporate Secretary Indocement.
Meski demikian, kenaikan beban pokok penjualan sebesar 4,5 persen menekan margin laba, sehingga laba kotor turun tipis, tercatat Rp4,08 triliun dengan margin laba bruto sebesar 30,7 persen.
Dari segi EBITDA, Indocement mampu mempertahankan margin di angka 19,0 persen atau setara dengan Rp2,53 triliun. Namun, laba periode berjalan mengalami penurunan 16,7 persen menjadi Rp1,06 triliun, dipengaruhi oleh beban bunga dan penurunan laba bruto.
Meski pasar semen kantong lesu, permintaan untuk semen curah meningkat hingga 30,7 persen dari total penjualan, didorong oleh proyek-proyek infrastruktur besar yang membutuhkan volume besar. Dengan kebijakan diskon PPN sektor properti yang diperpanjang, Indocement optimistis permintaan semen akan meningkat di kuartal akhir tahun ini.
Indocement, yang memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 33,5 juta ton dari 14 pabrik di berbagai lokasi, saat ini memproduksi merek seperti Semen Tiga Roda, Semen Rajawali, Mortar Tiga Roda, dan Semen Grobogan, didukung oleh lebih dari 4.400 tenaga kerja. Sejak 2001, perusahaan ini mayoritas dimiliki oleh Heidelberg Materials AG dan terus memperluas kiprahnya di Indonesia.
Dengan dukungan kebijakan pemerintah dan fokus pada proyek nasional, Indocement optimis mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di tengah dinamika ekonomi.