TERAS7.COM – Bangunan Mess L yang berada di pertigaan Jalan Garuda dan Jalan Merpati, tepat di belakang Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru, direkonstruksi Pemerintah Kota Banjarbaru.
Dalam perjalanannya, di era Presiden Soekarno, Mess L pernah dijadikan barak peninggalan pekerja Uni Soviet (Rusia) yang saat itu bekerja untuk Proyek Jalan Kalimantan (Projakal).
Disebut Mess L karena bentuknya seperti huruf L dan bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 1,3 hektar itu didirikan tidak lama setelah kemerdekaan Indonesia. Saat itu, Presiden Soekarno sedang mesra-mesranya dengan Uni Soviet (Rusia) dan Republik Rakyat Tiongkok.
Ketika tragedi 30 September 1965 pecah, kerjasama antara Indonesia dan Uni Soviet pun berakhir, termasuk juga Mess L yang ditinggal penghuninya.
“InsyaAllah, target kita akhir bulan ini Mess L rampung,” ucap Walikota Banjarbaru H Nadjmi Adhani kepada sejumlah awak media, Sabtu (10/11/18).
Menurut Nadjmi, merekonstruksi kembali bangunan Mess L mempunyai nilai yang krusial, karena pernah menjadi bagian dalam perjalanan perkembangan Kota Banjarbaru, dan ia berkeinginan setelah direkonstruksi, Mess L dapat dijadikan pusat kebudayaan di Banjarbaru.
”Rencananya tahun depan akan dibangun panggung di Mess L untuk aktivitas seni budaya, sehingga ruang terbuka publik untuk masyarakat bertambah,” tuturnya.
Lebih lanjut ia berharap, dengan dibangunnya ruang terbuka publik yang fungsinya bukan hanya sebagai fungsi ekologis, mempercantik serta menunjukkan identitas suatu kota, tetapi juga untuk meningkatkan kebahagiaan masyarakat Kota Banjarbaru.
“Masyarakat Banjarbaru harus berbahagia, sehingga karakternya akan terbentuk,” pungkasnya.
Ke depannya, ruangan-ruangan yang ada di Mess L bisa dimanfaatkan serta digunakan oleh komunitas maupun organisasi, seperti Dewan Kesenian Daerah Banjarbaru, Banjarbaru Dalam Lensa, Pawadahan Nanang Galuh, dan sebagainya.