TERAS7.COM – Setelah tiga hari berturut-turut diguyur hujan deras, sungai di bantaran kawasan Kota Marabahan meluap dan menggenangi permukiman penduduk, sekitar pukul 10.00 wita.
Warga yang tadinya tengah beraktivitas menjadi panik. Terlebih setelah menyaksikan genangan air yang terus meninggi dan membanjiri rumah-rumah mereka.
Tak mau membiarkan barang-barang di rumah terendam, warga pun bergegas mengamankan sejumlah barang-barang berharga milik mereka. Ada pula warga yang berteriak dan menangis karena bingung harus berbuat apa.
Di saat bersamaan terlihat pula di satu rumah seorang warga yang tengah sakit terjebak banjir dan membutuhkan pertolongan segera dari tim evakuasi.
Beruntung dalam situasi seperti itu, terdapat warga yang memiliki inisiatif melaporkan kejadian ke Tim Posko Evakuasi menggunakan HP.
Tim yang menerima laporan langsung bergerak. Mereka yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, tenaga kesehatan, dan PMI segera mendatangi lokasi banjir dengan menggunakan speedboat guna melakukan evakuasi para korban untuk dibawa ke pangungsian menggunakan mobil yang tersedia.
Sementara terhadap warga yang sakit mendapat penanganan dari Tim Kesehatan, termasuk dilakukan rapid tes. Jika ditemukan ada yang reaktif dilakukan isolasi di lokasi yang terpisah.
Peristiwa banjir di Kota Marabahan ini merupakan penggalan narasi skenario simulasi dalam rangka Kesiapsiagaan Antisipasi Bencana Alam (banjir, puting beliung, dan tanah longsor).
Acara yang berlangsung di Siring Marabahan ini disaksikan Pj Sekdakab Batola H Abdul Manaf, Kapolres Batola AKBP Lalu Mohammad Syahir Arif, Kadishub Samsul Arifin, Kalak BPBD Sumarno, SKPD terkait dan jajaran kepolisian.
Kapolres Batola AKBP Lalu Moh Syahir Arif mengatakan, simulasi yang dilaksanakan ini merupakan kelanjutan dari Apel Kesiapsiagaan Bencana.
Tujuannya, sebutnya, untuk melihat kesiapan personil, sarana prasarana, termasuk kecakapan para petugas dalam penanggulangan bencana di lapangan.
Terkait bencana banjir, kapolres menyatakan, terdapat 6 kecamatan yang berpotensi untuk diwaspadai yaitu Jejangkit, Mandastana, Tabukan, Bakumpai, Kuripan, dan Alalak.
Kepala Pelaksana BPBD Batola, Sumarno menyatakan, saat ini Batola sudah menetapkan status siaga darurat banjir, puting beliung, dan cuaca ekstrem sejak 2 November sampai 2 Februari 2020.
Sumarno mengimbau kepada masyarakat supaya terus waspada pada musim ini, mengingat saat ini berada pada musim peralihan yang rentan terjadi bencana puting beliung.
Kalak BPBD Batola ini mengatakan, jika terjadi hujan yang disertai angin kencang hendaknya bersiaga paling tidak keluar dari rumah.