TERAS7.COM – Setelah sempat melonjak pada akhir Juli dan awak Agustus 2021, kasus Covid-19 di Kabupaten Banjar mulai melandai
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar, dr. Diauddin melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit (P2P), Ahmad Mahmud saat ditemui di ruang kerja pada Senin (23/8/2021).
“Perkembangan terakhir, sempat ada lonjakan kasus pada akhir Juli dan awal Agustus 2021, dimana meningkatan hampir 600 kasus baru. Setelah minggu kedua Agustus turun jadi 400 dan minggu selanjutnya jadi 200 kasus,” ungkapnya.
Sehingga total jumlah kasus positif sejak Maret 2020 berjumlah 5.459 kasus dengan sembuh sebanyak 4.368 dan meninggal dunia 155 kasus.
“Sementara berdasarkan data hingga Minggu (22/8/2021), kasus aktif sebanyak 918 kasus dengan 843 orang yang menjalani isolasi mandiri yang sebagian besar tak bergejala dan gejala ringan. Sedangkan 68 orang dirawat di rumah sakit dan 7 orang menjalankan isolasi terpadu di Guest House,” bebernya.
Lonjakan kasus pada akhir Juli dan awal Agustus 2021 tersebut kemungkinan berkaitan dengan varian Delta yang diketahui telah masuk ke Kalimantan Selatan, walaupun belum ada laporan dari laboratorium pusat mengenai keberadaan varian Delta di Kabupaten Banjar.
Kabupaten Banjar sendiri lanjut Ahmad Mahmud masih berstatus PPKM level 3, dimana mayoritas daerah masih berstatus merah dan oranye.
Sementara untuk vaksinasi di Kabupaten Banjar sendiri ditargetkan akan menyasar masyarakat sebanyak 450 ribu warga Kabupaten Banjar.
“Saat ini yang sudah mendapatkan vaksinasi pertama ada 38 ribu orang, sementara yang mengikuti vaksin kedua ada 25 ribu orang. Total ada 8,6 persen yang sudah di vaksin dari total penduduk Kabupaten Banjar,” jelasnya.
Total saat ini ada 13 ribu orang yang menunggu vaksinasi kedua menggunakan vaksin produksi Sinovac di Kabupaten Banjar.
Ketimpangan angka ketimpangan vaksinasi ini pun menjadi hal yang diperhatikan oleh Bupati Banjar, Saidi Mansyur.
Dalam kesempatan yang berbeda, Saidi Mansyur kepada awak media mengungkapkan ketimpangan vaksinasi ini diakibatkan lambatnya penyaluran vaksin ke Kalimantan Selatan, khususnya Kabupaten Banjar.
“Memang ada ketidakseimbangan penyaluran vaksin antara masyarakat di Jawa-Bali dengan Kalimantan, karena itu menjadi kendala untuk percepatan pelaksanakaan vaksinasi,” bebernya.
Karena itu secara umum masih 12 persen masyarakat yang sudah tercakup vaksinasi, sehingga Saidi berharap asupan vaksin dari pusat harus dipercepat oleh pemerintah pusat agar seluruh masyarakat mendapatkan vaksin dan kehidupan bisa mendekati normal kembali.