TERAS7.COM – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Banjar meluncurkan 19 unit angkutan feeder gratis yang beroperasi di dua trayek guna mempermudah masyarakat, khususnya para pelajar.
Kepala Dishub Banjar, I Gusti Nyoman Yudiana mengatakan, dua trayek yang telah dibuat oleh pihaknya ini di antaranya jalur Terminal Pasar Martapura menuju Desa Bincau, Kecamatan Martapura, dan Jalur Terminal Angkutan Pasar Martapura menuju Darul Hijrah di Desa Cindai Alus.
“Namun 2 trayek yang sudah jalan selama 5 hari mulai dari tanggal 16 Desember ini masih dalam tahap uji coba untuk menentukan rute yang paling sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ucap Nyoman, Jumat (20/12/2024).
Nyoman menyampaikan, terdapat 19 kendaraan taksi hijau yang mereka bagi dua untuk melayani rute Desa Bincau, Darul Hijrah dan Desa Cindai Alus.
“Untuk menjamin keselamatan masyarakat ketika menaiki angkutan gratis yang disediakan, kami telah melakukan uji kelayakan kendaraan (KIR) terhadap 19 unit angkutan tersebut,” ujarnya.
Nyoman mengucapkan, pihaknya telah menyediakan insentif kepada para sopir sebesar Rp 1,7 juta satu bulan dan sistem sewa kendaraan sebesar 150 ribu satu hari yang digunakan sebagai angkutan gratis.
Lanjutnya, program ini masih bersifat sementara, karena pihaknya sedang mempersiapkan angkutan feeder dengan kualitas yang lebih baik.
“Dalam waktu 4 hingga 5 bulan, kami akan mengganti kendaraan dengan standar yang lebih bagus dan baru, seperti yang ada di Banjarbaru, bahkan bisa lebih baik,” ungkapnya.
Ia juga mengimbau, para sopir angkot yang tergabung dalam program ini untuk membentuk koperasi. Harapannya, koperasi ini dapat membantu para sopir merencanakan biaya operasional, termasuk cicilan kendaraan, dengan pihak lembaga keuangan.
“Nanti mereka bisa bernegosiasi dengan lembaga keuangan terkait sistemnya. Kami hanya membimbing, tidak ikut mencampuri keputusan. Targetnya, pada tahun 2025 akan tersedia 14 kendaraan dengan standar yang lebih baik,” tuturnya.
Nyoman menambahkan, ke depannya akan ada sekitar 80 hingga 100 sopir angkot yang bergabung dalam program ini. Namun, karena hanya tersedia 14 kendaraan, tidak semua sopir akan dapat beroperasi secara bersamaan.
“Mungkin akan ada sistem shift, entah harian atau berganti hari, sesuai kesepakatan mereka. Pendapatan mereka nantinya dihitung berdasarkan biaya per kilometer yang dibayarkan pemerintah kepada koperasi,” imbuhnya.
Sementara itu, Salah satu supir angkot feeder, Saifuddin menjelaskan, dalam 5 hari sudah beroperasi masyarakat atau pelajar yang menaiki angkutan feeder terbilang ramai.
“Karena mereka sudah banyak yang mengetahui bahwa angkutan feeder gratis, jadi dalam beberapa hari ini sudah mulai ramai menaiki,” tutupnya. (Seman)