TERAS7.COM – Berdasarkan update terkini data statistik korban bencana banjir dan tanah longsor daerah Kabupaten Balangan yang dirilis oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balangan, sebanyak 7.354 Kepala Keluarga (KK) dengan 22.608 Jiwa terdampak banjir di Balangan, Rabu (03/02).
Dengan persebaran data warga terdampak banjir dan tanah longsor, Kecamatan Paringin 566 KK, 1.398 Jiwa, Kecamatan Paringin Selatan 691 KK, 1.243 Jiwa, Kecamatan Lampihong 863 KK, 2.769 Jiwa, Kecamatan Halong 1.765 KK, 5.474 Jiwa, Kecamatan Tebing Tinggi 836 KK, 2.828 Jiwa, Kecamatan Juai 1.434 KK, 4.673 Jiwa, Kecamatan Awayan 1.103 KK, 3.919 Jiwa, Kecamatan Batumandi 48 KK, 153 Jiwa.

Sementara itu, data terdampak tanah longsor hanya terjadi di 2 Kecamatan, yaitu Kecamatan Tebing Tinggi, terjadi di Desa Ajung dengan panjang longsoran 55 meter, dan Desa Iyam dengan panjang longsoran 58 meter, serta Kecamatan Halong, yang mana tanah longsor terjadi di Desa Liyu dengan panjang lokasi longsor sekitar 300 meter dan ketinggian 3 meter.
Kepala BPBD Balangan, Alive Yoesfah Love mengatakan, 8 Kecamatan yang ada di Kabupaten Balangan semuanya terdampak banjir, dengan data update terbaru yaitu sebanyak 7.354 KK dengan 22.608 jiwa terdampak.

“Data statistik korban bencana banjir dan tanah longsor daerah Balangan terbaru menyebut sebanyak 7.354 KK dan 22.608 jiwa terdampak,” ujarnya.
Ia menambahkan, strategi dari Pemerintah untuk kedepannya terkait bencana banjir dan tanah longsor yang sering terjadi di Kabupaten Balangan adalah meningkatkan dan memperkuat peringatan dini terhadap masyarakatnya.
“Strategi kita adalah untuk lebih memperkuat lagi sistem peringatan dini terhadap masyarakat apabila terjadi bencana,” jelasnya.

Kemudian, untuk bencana banjir dan tanah longsor di Balangan, sudah sangat kerap terjadi dalam waktu tahun ke tahun, hal itu karena, lokasi topografi wilayah Balangan yang tidak memungkinkan, ada cekungan, ada tinggi, ada rendah,
“Itu yang sulit, kecuali para masyarakatnya yang berinsiatif untuk berpindah dari lokasi tersebut,” katanya.

Topografi Balangan jelasnya, ada daerah atas, ada cekungan, karena itu kedepanya tegas Alive, mudah-mudahan tidak dari pihak BPBD saja yang menangani, tetapi semua pihak dari Lingkungan Hidup (LH) atau instansi lain sebagainya untuk melakukan reboisasi atau penanaman kembali.
“Kita berharap adanya penanaman pohon yang dilakukan baik dari instansi pemerintahan ataupun dari masyarakatnya,” tutupnya.
Sementara itu, Syahrin salah satu warga Balangan menyampaikan, dengan runtunan bencana banjir dan longsor yang menimpa Balangan dan Kalsel pada umumnya, berharap akan ada strategi atau pendeteksian dini untuk memberikan peringatan potensi bencana untuk masyarakat.
“Setidaknya dengan adanya hal tersebut, bisa meminimalisir korban atau kerugian harta benda masyarakat,” harapnya.