TERAS7.COM – Sebanyak 28 Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur akan difasilitasi untuk mengikuti Bimbingan Teknik budidaya nila salin di Yogyakarta.
Selaku leading sector, Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menyebut alasan memfasilitasi keberangkatan ini lantaran minat budi daya nila salin cukup besar di PPU, khususnya bagi kelompok nelayan tambak di kawasan Maridan, Kecamatan Sepaku.
“Mereka berminat untuk mengembangkan nila salin atau ikan nila yang hidup di air payau,” ujar Musakkar saat ditemui berandapost.com di ujar Kabid Perikanan Budidaya dan Lingkungan Diskan PPU.
Meskipun kata Musakkar sebagian besar wilayah Kecamatan Sepaku telah resmi masuk dalam delineasi Ibu Kota Nusantara (IKN), secara administrasi, namun warganya, terutama para pembudi daya ikan, masih bagian dari PPU.

“Ini adalah usulan dari kelompok budi daya ikan di sana. Jadi kami mencarikan tempat yang tepat,” ucapnya.
Nantinya, 28 Pokadakan PPU itu akan berada di Yogyakarta selama 4 hari, dua harinya diantaranya akan mengikuti Bimtek Budidaya nila salin.
“Perjalanannya selama empat hari, namun efektif Bimtek dua hari,” ulasnya.
Dijelaskan Musakkar, bahwa ikan nila salin merupakan varietas ikan nila yang dikembangkan dari spesies nila air tawar. Varietas ini dapat menoleransi kadar salinitas air yang lebih tinggi, sehingga dapat beradaptasi di air payau yang banyak ditemukan di kawasan Maridan.
“Kebetulan pertumbuhannya cepat kalau dibudidayakan di air payau,” ungkapnya.
Untuk nila salin dikatakan Musakkar, sebenarnya sudah lama dikembangkan di daerah Pulau Jawa yang mempunyai kesamaan karakteristik tambak di Maridan.
Ia menyebutkan bahwa budi daya ikan nila salin menawarkan beberapa pengurangan dampak terhadap lingkungan dengan memanfaatkan daerah berair payau. Hal ini berpengaruh pada pengurangan beban ekosistem lokal dan dampak dari budi daya ikan air tawar di sekitarnya.
Selain itu, nila salin memiliki nilai Feed Conversion Ratio (FCR) yang lebih rendah, sehingga mampu mengurangi penggunaan pakan dan mengurangi dampak lingkungan dari jejak karbon proses produksi pakan ikan.