TERAS7.COM – Menganal jenis-jenis penyakit pada ikan dan pengobatannya, Dinas Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara ikuti Bimbingan Teknis.
Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk 30 petani tambak. Khususnya yang tergabung dalam tujuh Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan).
Bimtek berlangsung selama empat hari, dari 8 hingga 11 Oktober 2024, dengan materi Budidaya Nila Salin (Nilasa).
Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB) Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberikan materi tersebut.
Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budidaya dan Lingkungan, Diskan Kabupaten PPU, Musakkar, menyatakan bahwa peserta Bimtek memperoleh penjelasan mengenai tantangan budi daya nilasa. Termasuk beberapa jenis penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang nilasa.
“Alhamdulillah, tidak terlalu banyak penyakitnya. Memang varietas ini tahan terhadap penyakit. Berbeda dengan ikan nila air tawar,” ujar Musakkar mendampingi Kepala Diskan PPU, Rozihan Azward, pada Jumat (11/10/2024).
Musakkar menjelaskan bahwa peserta menerima materi tentang pengelolaan kesehatan ikan dan pengendalian penyakit ikan dan nila. Ahli Madya Pejabat Fungsional Pengendali Hama dan Penyakit Ikan (PHPI) dari Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BPTPB, DKP DIY, Astuti menjadi narasumber.
PENGOBATAN IKAN AIR TAWAR
Beberapa jenis penyakit pada ikan air tawar disebabkan oleh mikroorganisme seperti protozoa, metazoa, saprolegniasis, dan bakteriosis.
Pengendalian jenis penyakit ini dapat dilakukan dengan mempertahankan suhu air kurang dari 29 derajat Celsius selama dua minggu atau lebih.
Meningkatkan frekuensi pergantian air, memindahkan ikan, serta memberikan pengobatan pada ikan yang terinfeksi dengan tingkat prevalensi dan intensitas rendah dapat dilakukan dengan perendaman menggunakan beberapa jenis disinfektan.
Antara lain, perendaman dalam larutan garam dapur pada konsentrasi 500 hingga 1.000 ppm, tergantung jenis dan umur ikan, selama 24 jam.
Proses ini perlu diulang setiap 24 jam, dan pengulangan dilakukan setiap dua hari.
Alternatif lain meliputi perendaman batang pisang segar ukuran 100 cm, yang dipotong menjadi empat bagian, kemudian dimasukkan ke kolam ukuran 200 meter persegi selama 3-4 hari.
Perendaman dengan jantung pisang yang diblender satu kilogram, dicampur satu liter air, kemudian disemprotkan rata di permukaan kolam juga dapat dilakukan.
Dengan cara tersebut, diharapkan peserta Bimtek dapat menerapkan teknik pengobatan ikan air tawar dan menghindari kematian ikan, sehingga dapat mengurangi kerugian yang berdampak pada perekonomian petani tambak.
“Itu jenis penyakit dan pengobatan ikan air tawar. Nah, untuk varietas nilasa cukup tahan terhadap penyakit. Sehingga, pembudidaya kita cukup antusias. Varietas nilasa memiliki tingkat kehidupan 90 persen,” imbuh Musakkar.