TERAS7.COM – PT PLN (Persero) terus membuka peluang kerja sama dengan mitra lokal dan internasional demi mempercepat pengembangan energi hidro di Indonesia.
Upaya ini menjadi bagian dari langkah menuju target Net Zero Emission pada 2060. Komitmen tersebut ditegaskan dalam konferensi Indonesia–Switzerland Hydropower Conference di Jakarta, Selasa (15/04/2025) lalu.
Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Olivier Zehnder, menyatakan dukungan penuh terhadap transisi energi di Indonesia. Ia menyebut perusahaan-perusahaan Swiss sudah terlibat dalam proyek tenaga hidro di tanah air sejak lebih dari 100 tahun lalu.
“Mari kita perkuat komitmen bersama untuk ketahanan energi, peningkatan energi terbarukan, dan pencapaian emisi nol bersih di 2060,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan Wakil Ketua International Hydropower Association (IHA), Karen Atkinson. Ia menilai pengembangan PLTA butuh kerja sama lintas pihak dan berbagi pengalaman.
“Konferensi ini bisa jadi ruang untuk bertukar solusi dan kisah sukses, termasuk dari Swiss, agar bisa menginspirasi pengembangan tenaga hidro di Indonesia,” katanya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa energi baru terbarukan, termasuk tenaga hidro, adalah prioritas PLN. Hal ini juga sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan energi nasional berbasis sumber daya dalam negeri.
“Energi hidro punya potensi besar untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil impor. Karena itu, kami terus mendorong kolaborasi berkelanjutan antara negara, industri, dan komunitas,” jelasnya.
Direktur Manajemen Risiko PLN, Suroso Isnandar, menyebut bahwa PLTA menjadi tulang punggung transisi energi. Dari target penambahan kapasitas pembangkit 71,2 GW hingga 2034, sekitar 59% akan bersumber dari energi terbarukan dan 28% di antaranya berasal dari tenaga air.
“Ini jadi blueprint kami untuk menciptakan ekosistem energi bersih yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan lingkungan yang lebih baik,” ujarnya.
Potensi tenaga hidro yang sudah teridentifikasi di Indonesia mencapai 28,9 GW, dengan sebaran utama di Kalimantan (lebih dari 13 GW), Sumatera (lebih dari 7 GW), dan Sulawesi (lebih dari 5 GW).
PLN juga tengah mengembangkan proyek-proyek besar seperti Mentarang Induk (1,3 GW) dan Kayan Cascade (9 GW) di Kalimantan Utara. Di Pulau Jawa, PLN membangun Upper Cisokan Pumped Storage berkapasitas 1.040 MW, pembangkit pumped storage pertama di Indonesia, dengan dukungan World Bank.