TERAS7.COM – Beranjangsana ke Martapura, Kabupaten Banjar belum afdal jika belum mengunjungi satu tempat destinasi wisata religi di kelurahan Sekumpul yang ramai dikunjungi setiap hari bahkan saban minggu. Tempat yang dimaksud tersebut adalah makam/kubah Kiai Haji Muhammad Zaini Abdul Ghani atau yang biasa dikenal dengan sebutan Abah Guru Sekumpul.
Beliau merupakan ulama kharismatik dan terkenal di Kalimantan Selatan bahkan ke luar daerah. Pada tahun 2005 silam, Abah Guru Sekumpul meninggal dunia dan ia dimakamkan di kompleks pemakaman kelaurga di dekat Mushalla Ar Raudhah berdampingan dengan paman beliau Guru Semman Mulya dan Guru Salman Jalil.
Dari pantauan Teras7.com, Minggu (9/6) sekitar pukul 11.30 Wita, suasana di kawasan kompleks Musalla Ar Raudhah serta di sekitaran kubah Abah Guru Sekumpul dipadati oleh para peziarah dari beragam usia. Bahkan area parkir bagi mobil yang berlokasi di halaman musalla hampir penuh.
Ketika ingin berziarah, para penziarah lelaki dan perempuan dipisahkan jalur atau jalan untuk masuk ke dalam kubah. Khusus bagi perempuan, tidak diperbolehkan ziarah menggunakan pakain yang memperlihatkan bentuk tubuh atau aurat, harus memakai busana muslim yang longgar atau gamis. Namun, jikalau ada yang perempuan yang mengenakan celana, untuk mengantisipasi hal tersebut, pengurus makam menyediakan sarung untuk melapisinya.
Salah seorang penziarah, Abdul kepada Teras.com mengatakan, ia beserta rombongan keluarga besarnya mengisi momentum libur lebaran ini untuk berziarah ke Sekumpul.
Ia mengaku, jikalau tidak dalam masa-masa liburan seperti ini, akan sulit mengumpulkan keluarga untuk berziarah atau mengunjungi tempat-tempat lainnya. “Selain banyak yang sudah berkeluarga, juga ada yang bekerja di tempat-tempat berbeda,” kata lelaki yang beralamat di Manarap, Kec. Kertak Hanyar, Kab. Banjar ini.
Abdul menceritakan, dulu semasa Abah Guru Sekumpul masih hidup dan menggelar pengajian di Musalla Ar Raudhah, ia sering berhadir dan pengalaman tersebut dinilainya sangat berharga. Bahkan ketika dapat melihat beliau berjalan dari dekat dari rumah menuju musalla untuk memberikan pengajian, ia mengaku ada perasaan yang sulit diungkapkan,” Ada rasa ‘Bahagia’,” tambahnya.
Sementara itu, Zaini, penziarah dari Palingkau, Kapuas, Kalimantan Tengah, yang berziarah bersama Abah nya (Ayah) mengatakan, dari sosok Abah Guru Sekumpul, banyak yang dapat ia petik dan jadikan pelajaran, terutama tentang akhlaknya seperti konsisten menuntut ilmu, pemurah, rendah hati dan segala sifat-sifat terpuji lainnya.
“Jadi selain mendapat berkah, kita di sini juga dapat mengambil pelajaran yang bermanfaat dari hidup beliau yang dihiasi akhlak-akhlak mulia,” terangnya.