TERAS7.COM – Kematian ikan besar-besaran yang terjadi di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar pada beberapa bulan yang lalu membuat Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Banjar bergerak melakukan antisipasi.
Seperti dipantau dari media sosial Diskan Banjar, dinas yang berada dibawah pimpinan HM. Riza Dauly ini gencar melaksanakan pengambilan sampel air sungai dari beberapa titik pembudidaya ikan.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya Diskan Banjar, Muhammad Syahid kepada awak media beberapa waktu lalu mengungkapkan pengambilan sampel air sungai dari beberapa titik ini rutin dilaksanakan.
“Pengambilan sampel air ini dilakukan setelah terjadi kematian ikan massal yang sempat terjadi. Kami tidak sendiri melakukan pengambilan sampel air ini, kami bekerjasama dengan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin,” ujarnya.
Kematian ikan secara massal yang sering terjadi lanjut M. Syahid sebagian besar diakibatkan karena kualitas air yang buruk.
“Diantaranya adalah kandungan oksigen dalam air yang cukup rendah sekitar 0,8 mg/l, jauh dibawah kandungan oksigen minimal yaitu 3-4 mg/l,” katanya.
Selain itu perputaran arus dibawah sungai akibat perbedaan suhu karena mendangkalnya aliran sungai menjadi sebab utama yang lain.
“Panas yang terjadi mendorong kotoran ikan dan sisa pakan yang menumpuk di dasar sungai naik ke atas dan membuat kualitas air menjadi buruk. Karena itu kita mulai sekarang rutin melaksanakan pengambilan sampel air secara rutin tiap bulan di beberapa titik yang disepakati dari hulu hingga ke hilir. Data tersebut akan kita kumpulkan dan gunakan untuk pengambilan keputusan,” jelasnya.
Data tersebut nantinya kata M. Syahid akan diolah untuk penyusunan kalender siklus tebar benih ikan berdasarkan tren kualitas air sungai.
“Ada beberapa parameter yang dimasukkan dalam penyusunan kalender siklus tebar benih ikan yang akan kita susun ini, diantaranya selain tren kualitas air, juga pola konsumsi masyarakat pada waktu-waktu tertentu. Kita nanti akan mengundang stakeholder terkait dengan perairan dan perikanan seperti PLTA PM. Noor, Komisi Irigasi, Balai Wilayah Sungai, para pembudidaya dan akademisi untuk meminta masukan dan menyepakati siklus tebar ikan untuk mengantisipasi kematian ikan secara massal,” ungkapnya.