TERAS7.COM – Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Banjar kembali menggelar video teleconference update terbaru kasus virus Corona pada Senin (13/4).
Juru Bicara GTPP Covid-19 Banjar, dr. Diauddin mengungkapkan jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) menurun menjadi 89 orang.
“Ada 114 ODP yang telah melewati masa pemantauan dan dinyatakan aman. Sedangkan untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) nol dan yang terkonfirmasi positif masih tetap 4 orang,” terangnya.
Meski menurun, GTPP Covid-19 Banjar terus meminta masyarakat agar tetap waspada dan jangan lengah dengan terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta mengikuti himbauan pemerintah.
Diauddin menambahkan ada salah seorang warga Kabupaten Banjar asal Kecamatan Kertak Hanyar meninggal dan dimakamkan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan Covid-19 di salah satu pemakaman di kota Martapura, dimana hanya dihadiri petugas yang berpakaian lengkap Alat Pelindung Diri (APD) dan dikawal sejumlah aparat keamanan pada Minggu (12/4) kemarin.
“Belum bisa dipastikan bahwa yang meninggal itu positif atau negatif terjangkit Corona, jadi tindakan tersebut untuk sekadar berjaga-jaga, sebab warga yang meninggal itu awalnya sering cuci darah dan kemudian mengalami sesak nafas dan akhirnya meninggal,” ungkapnya.
Pemakaman dengan SOP pasien positif corona itu lanjut Diauddin sempat mendapatkan protes dari pihak keluarga Almarhum.
“Memang ada protes dari keluarga Almarhum, namun petugas kesehatan dan aparat tidak ingin mengambil risiko, sehingga pemakaman itu terpaksa dilakukan sesuai prosedur penanganan standar (SOP),” jelasnya.
Kadinkes Banjar ini menambahkan warga yang meninggal dunia tersebut setelah di tes dengan rapid test hasilnya reaktif dan ada indikasi Corona, namun pihaknya belum dapat memastikan positif Covid-19.
“Kita masih menunggu hasil lab Swab tenggorokan yang sudah diambil dan masih menunggu hasilnya,” tegasnya.
Diauddin juga mengatakan pihaknya akan melakukan rapid test terhadap 13 warga Kabupaten Banjar yang sempat menghadiri Ijtima Ulama Asia di Gowa Sulawesi Selatan.
“Mereka minta agar datanya tidak dibeberkan dan siap mengikuti rapid test secara sukarela. Semoga Langkah tersebut dapat diikuti oleh warga lainnya yang juga hadir di kegiatan tersebut,” harapnya.