TERAS7.COM – Masjid Agung Al Karomah Martapura merupakan masjid kebanggan orang Martapura Khususnya Kabupaten Banjar.
Masjid ini sering kali jadi tempat persinggahan bagi masyarakat luar daerah Kabupaten Banjar yang berkunjung untuk melakukan perjalanan ziarah ke makam para ulama dan habaib yang tersebar di Bumi Serambi Mekkah.
Tak hanya itu, masjid yang memiliki daya tampung 10 ribu orang jamaah ini juga menjadi tempat melepas lelah dari warga Martapura sendiri.
Salah satunya seperti Yoga, warga Martapura yang mengaku selalu menyempatkan waktu untuk beribadah di masjid ini ketika pulang kampung.
“Saya sendiri cukup sering ke sini, terutama ketika saya pulang kampung seperti sekarang. Cukup nyaman beribadah di masjid ini,” tuturnya.
Apalagi menurutnya, fasilitas masjid ini bertambah, khususnya dengan adanya fasilitas air minum yang ada di sekitar masjid.
Masjid terbesar di Kabupaten Banjar ini sendiri rupanya bukanlah masjid pertama dan tertua, karena masjid ini bukanlah masjid pertama yang dibangun.
Masjid yang saat ini merupakan masjid yang kedua yang dibangun di Kota Martapura dan berada di lokasi berbeda dari masjid asalnya.
Masjid Agung Al Karomah, dulunya bernama adalah Masjid Jami’ Martapura, yang didirikan oleh panitia pembangunan masjid yaitu HM. Nasir, HM. Taher (Datu Kaya), HM Afif (Datu Landak).
Rahmani, salah satu pengelola Masjid Agung Al Karomah Martapura beberapa waktu yang lalu mengungkapkan kepanitiaan ini didukung oleh Raden Tumenggung Kesuma Yuda dan Mufti HM Noor.
Masjid Jami Martapura sendiri pada awalnya berlokasi di Desa Pesayangan atau depan Pondok Pesantren Darussalam Martapura.
“Pada waktu itu Masjid berfungsi sebagai tempat peribadatan, dakwah Islamiah, integrasi umat Islam dan markas atau benteng pertahanan para pejuang dalam menentang Belanda. Akibatnya belanda melakukan pembakaran kampung Pesayangan dan Masjid Jami Martapura,” ungkapnya
Setelah itu masyarakat Martapura ingin membangun Masjid yang lebih besar pada Tahun 1280 Hijriyah atau 1863 Masehi dengan lokasi dimana saat ini masjid Agung Al Karomah berdiri.
Menurut riwayatnya, Datuk Landak dipercaya untuk mencari kayu Ulin sebagai sokoguru masjid ke daerah Barito Kalimantan Tengan.
Setelah tiang ulin berada di lokasi bangunan Masjid, lalu disepakati lokasi pendirian masjid Jami Martapura yang kedua dan tepat pada 10 Rajab 1315 (5 Desember 1897 M) dimulailah pembangunan Masjid Jami’ tersebut.
Secara teknis bangunan masjid tersebut adalah bangunan dengan struktur utama dari kayu ulin dengan atap sirap, dinding dan lantai papan kayu ulin.
Seiring dengan perubahan masa dari waktu ke waktu masjid tersebut selalu di renovasi hingga di perlebar, tetapi struktur utama tidak berubah.
Pada tahun 1994 M atau 12 Rabiul Awal 1415 H dalam perayaan hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW, Masjid Jami Martapura diresmikan menjadi Masjid Agung Al Karomah.
Rahmani menjelaskan benda yang masih ada dan asli dari pembangunan masjid adalah tiang guru yang merupakan awal masjid, mimbar tempat khatib khutbah dan bedug (dauh).
“Masjid Agung Al Karomah Martapura sendiri dilakukan rehab terakhir sekitar tahun 2004, termasuk pembangunan halaman masjid seperti sekarang,” ungkapnya.