TERAS7.COM – Bagi masyarakat Banjarmasin dan sekitarnya, nama ulama kharismatik KH Ahmad Zuhdiannor mungkin sangat familiar ditelinga karena kemasyhurannya. Mungkin sosok beliau tidak hanya dikenal di Kalimantan Selatan saja, bahkan juga di manca negara.
Sosok KH Ahmad Zuhdiannor sangat dicintai oleh masyarakat di Kalimantan Selatan, hal itu terlihat jelas saat kepergian beliau ke pangkuan Allah SWT pada Sabtu, 2 Mei 2020 tepatnya pada Ramadhan ke-8 1441 H.
Pada hari itu, langit pun ikut bersedih mengantar kepergian dari ulama kharismatik nan murah senyum tersebut.
Meski demikian, hal ini tidak menjadi penghalang bagi Iring-iringan kendaraan bermotor oleh masyarakat dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan yang ikut larut dalam pengantaran sosok ulama kharismatik ini ke perisitirahatan terakhirnya.
KH Ahmad Zuhdiannor atau akrab dikenal dengan sebutan nama Guru Zuhdi ini dimakamkan di samping kediamannya di Belakang Masjid Jami, Kelurahan Antasan Kecil Timur, Banjarmasin.
Setiap harinya Kubah Guru Zuhdi tak pernah sepi dari peziarah. Peziarah pun berdatangan dari berbagai daerah silih berganti datang ke makam ulama kharismatik yang memiliki sifat tawaddhu tersebut.
Salah satunya Azmi, peziarah asal Kota Banjarbaru ini datang untuk mengobati kerinduannya terhadap sang guru yang sangat dicintainya ini.
Azmi mengungkapkan dulunya ia lumayan sering mengikuti pengajian dari almarhum Guru Zuhdi. Sejak ditinggal oleh sang guru menghadap Allah SWT, ia kerap melakukan ziarah ke kubah sang guru untuk mengobati kerinduannya tersebut.
“Ziarah ini untuk mengobati kerinduan saya terhadap sosok Abah Guru Zuhdi, selain itu dari ziarah ini saya berharap dapat berkah dari Allah SWT,” ucapnya.
Meski diperbolehkan untuk diziarahi masyarakat. Petugas dari Kubah Guru Zuhdi tetap mengedepankan protokol kesehatan agar peziarah terhindar dari penyebaran virus Covid-19.
Dibawah ini teras7.com akan merangkum sedikit kisah hidup dari Abah Guru Zuhdi semasa beliau hidup.
Dikutip dari berbagai sumber, Tuan Guru Ahmad Zuhdiannoor atau dikenal dengan nama Abah Guru Zuhdi lahir di Alabio Kabupaten Hulu Sungai Utara, 10 Februari 1972.
Guru Zuhdi bisa dibilang berasal dari keluarga besar ulama. Beliau dilahirkan dari Pasangan Tuan Guru Muhammad bin Haji Jafri Al Banjari dan Hj. Zahidah binti Tuan Guru Asli Al Banjari. Ayahnya adalah pimpinan Pondok Pesantren Al-Falah Banjarbaru dan dikenal sebagai ulama yang cukup berpengaruh di Banjarmasin. Sedangkan kakeknya dari pihak ibu, Tuan Guru Asli adalah tokoh ulama asal kampung Alabio, Hulu Sungai Utara.
Guru Zuhdi sendiri memiliki sembilan orang bersaudara. Dua orang di antaranya sudah meninggal, sehingga ada tujuh orang yang masih hidup. Nama-nama saudara beliau, Hj. Naqiah, Sa‟aduddin, Jahratul Mahbubah, As‟aduddin, Zulkifli, Najiah, Nashihah, dan Nafisah dan mereka semua juga tekun dalam agama.
Pendidikan formal yang dijalani Abah Guru Zuhdi hanya sampai tingkat Sekolah Dasar. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Al Falah.
Pada awalnya ia berguru kepada ayahnya, Tuan Guru Muhammad bin Haji Jaferi Al Banjari, Pimpinan Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru tahun 1986-1993. Selain berguru pada sang ayah, ia juga sempat menimba ilmu sebentar di Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru.
Karena sering sakit-sakitan, beliau berhenti, dan melanjutkan pelajaran di kampung Alabio Hulu Sungai Utara pada sang kakek, Tuan Guru Haji Asli Al Banjari. Selama belajar dengan kakeknya, ia mempelajari ilmu tajwid, fikih, tasrif, tauhid, dan tasawuf.
Setelah kakeknya wafat, ia melanjutkan pengembaraan pendalaman ilmunya kepada Muallim Syukur, seorang ulama di Teluk Tiram, Banjarmasin. Selama di sana, ia belajar tasawuf, fikih, ushul fikih, dan arudh. Setelah Muallim wafat, Guru Zuhdi meneruskan belajarnya kepada ulama kharismatik KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau dikenal dengan Guru Sekumpul.
Mengenai kepribadiannya, Guru Zuhdi merupakan sosok ulama dengan sifat tawadu dan santun membuat siapa saja tidak akan lupa dengannya.
Ia selalu berbaik sangka pada orang lain dan lemah lembut dalam bertutur kata. Guru Zuhdi amat konsisten berdakwah, mengisi pengajian dari satu majelis ke majelis lain. Selain itu, ia juga rutin memimpin majelis malam Jumat di Masjid Sabilal Muhtadin, Banjarmasin.
Guru Zuhdi adalah salah satu ulama yang dicintai dan dihormati bukan hanya oleh para jemaahnya. Selain menjadi guru spiritual dan panutan, ia juga sering pula dimintai pendapatnya mengenai hal-ihwal keagamaan maupun problematika kemasyarakatan.
Guru Zuhdi juga dikenal dengan sebutan Kiai Nyentrik dalam artian membela kebenaran dengan jalan damai. Selain mengaji dan berdakwah, ia juga sangat dekat dengan beberapa klub sepak bola di Kalimantan Selatan seperti Barito Putra. Ia juga aktif menjadi anggota relawan pemadam kebakaran di Banjarmasin.
Keistimewaan dari tokoh masyarakat ini terletak pada konsistensi yang dikagumi oleh para pengikutnya. Guru Zuhdi, sering mengajarkan tauhid dan tasawuf, ia menekankan betapa pentingnya membersihkan hati, tampil sebagai tokoh rendah hati yang tulus. Ia juga konsisten di jalur agama, tidak mau ikut dalam permainan politik, seperti mendukung politisi tertentu dalam pemilu.
Guru Zuhdi sering disebut-sebut sebagai murid kesayangan dan penerus Guru Sekumpul. Pengaruh Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul sangat membekas dalam kepribadian Guru Zuhdi. Jalan dakwah Abah Guru Sekumpul diteruskan salah satunya oleh Guru Zuhdi.
Ini terlihat jelas dalam pengajian yang ia gelar dan bacaan-bacaannya berasal dari catatan tangan Majelis Guru Sekumpul. Karismanya melekat dan khas sekali. Tak heran jika seolah kehadiran Guru Zuhdi menjadi obat kerinduan masyarakat pada Abah Guru Sekumpul. Sebagai ulama ternama, ilmu yang dimiliki Guru Zuhdi sangat luas. Ia menguasi Fikih, Tashrif, Tauhid, Tasawuf, Nahwu, Tajwid dan beragam keilmuan lainnya.
Kepergian Guru Zuhdi tentunya menyisakan duka mendalam bagi masyarakat muslim nusantara, khususnya Kalimantan Selatan yang merasa kehilangan sosok ulama yang murah senyum dan tawaddhu seperti beliau. Namun setiap ajaran yang telah beliau wariskan, insya Allah akan membuatnya selalu dikenang. (Sumber : wikipedia, arrahim.id)