TERAS7.COM – Haul Guru Sekumpul atau KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani ke 14 hanya dalam beberapa hitungan hari lagi akan dilaksanakan, berduyun-duyun jamaah dari berbagai daerah hingga luar negeri datang untuk turut hadir.
Ulama besar asal Martapura yang wafat tahun 2005 ini sangat dicintai oleh masyarakat hingga sekarang dan masih banyak orang punya kisah manis bersama Guru Sekumpul, salah satunya adalah Kepala SMK Darussalam Martapura, Yuseran Ya’cub.
Pada Teras7.com, Yuseran Ya’cub menceritakan bahwa dirinya saat masih anak-anak dirinya punya hubungan yang dekat dengan Guru Sekumpul muda.
“Saat itu Guru Sekumpul ketika itu masih bujangan, dikenal dengan nama Guru Izai, yang tempat pengajiannya di Langgar Darul Aman, Jalan Sasaran, Keraton, tidak jauh dari rumah beliau sebelum pindah ke Sekumpul,” ceritanya.
Yuseran Ya’cub mengatakan bahwa salah satu kedekatannya dengan Guru Sekumpul adalah seringnya beliau saat anak-anak tidur di rumah Guru Sekumpul ketika masih di Keraton.
“Selain itu, saya dulu pernah diajari beliau menembak burung dengan senapan angin. Yang saya tahu beliau ini dulu suka berburu burung untuk dikonsumsi sendiri. Seingat saya, burung yang suka beliau buru adalah burung Punai,” tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa dulu kota Martapura masih dikelilingi hutan-hutan, sehingga hobi Guru Sekumpul muda pun tersalurkan untuk berburu burung.
“Hutan-hutan sekitar kota Martapura dulu masih banyak, sekarang sudah menjadi perumahan. Yang saya ingat, beliau berburu di kawasan yang sekarang jadi perumahan Seribu Cindai Alus,” terang Yuseran Ya’cub.
Hal lain yang cukup berkesan bagi Yuseran Ya’cub adalah hobi Guru Sekumpul muda berjalan-jalan ketika malam hari mengelilingi kota Martapura dengan berjalan kaki, juga saat mengkaji kitab di dapur.
“Guru Sekumpul sejak muda sudah sangat tinggi ilmunya, sehingga di tengah malam ketika orang terlelap tidur, beliau membuka pengajian kecil untuk beberapa orang membaca kitab tasawuf Al Hikam di dapur rumahnya. Uniknya yang hadir merupakan ulama-ulama yang lebih tua dari beliau,” katanya
Ia mengatakan saat itu diminta sendiri oleh Guru Sekumpul muda untuk membuatkan kopi bagi para ulama yang hadir.
“Saya kurang ingat itu dilaksanakan pada malam apa saja karena saat itu saya masih anak-anak. Tapi saya pastikan yang hadir itu ulama-ulama Martapura pada masanya, karena saya yang menuangkan kopi ke gelas-gelas mereka,” kenang Yuseran Ya’cub.
Walau sudah dikenal sangat berilmu dan karomah kewaliannya sudah terlihat sejak muda, tapi tetap ada pihak tertentu yang memusuhi Guru Sekumpul muda.
“Sampai pernah ada yang tidak suka dengan Guru Sekumpul, jadi dulu bedug di Langgar Darul Aman pernah dibelah orang kulitnya. Padahal kulit untuk bedug itu cukup tebal, tapi karena ketidaksukaannya dirusaklah kulit bedug Langgar Darul Aman, sekarang bedugnya masih ada,” ingat Yuseran Ya’cub.
Ia juga mengingat bahwa Guru Sekumpul sangat menjaga adab pergaulan sejak muda, hingga banyak orang menyukainya.
“Bahkan saking menjaga pandangannya dulu, beliau saat pergi ke Mesjid Al Karomah Martapura dari rumah selalu menundukkan pandangan hingga sampai di masjid. Disana beliau duduk di bagian tengah bangunan masjid yang lama. Beliau duduk bersama Guru Seman Mulia dan Guru Husen Dahlan, jarang beliau bertiga ini duduk terpisah,” tambahnya.
Akan tetapi hal yang paling berkesan bagi Yuseran Ya’cub adalah prediksi Guru Sekumpul tentang adanya CCTV di masa sekarang.
“Guru Sekumpul itu kurang mengenal soal teknologi, tapi beliau pernah memprediksi keberadaan CCTV. Ceritanya dulu saat saya masih sekolah di Darussalam, jadi ada kegiatan keagamaan, diundanglah beliau untuk memberi ceramah. Seusai ceramah duduklah saya bersama beliau di sebuah ruangan. Beliau berkata : ‘Nak, kalau kamu panjang umur, kamu akan menyaksikan nanti orang akan tahu kita duduk disini pukul sekian dan dimana.’ Saya sendiri pun kurang paham, baru saya paham setelah sekarang ada CCTV, padahal dimasa itu itu kamera pun masih hitam putih. Mungkin itulah salah satu karomah beliau yang diberikan Allah kemampuan untuk melihat masa depan,” ujarnya panjang lebar.