TERAS7.COM – Belakangan ini, jika melintasi Jalan Ahmad Yani KM 31 Kota Banjarbaru terpampang sebuah baliho besar berlatar putih, yang menampilkan seorang lelaki duduk di atas sebuah kursi kayu, tanpa ditemani siapapun.
Dari tulisan yang dimuat dalam baliho tersebut, dapat dilihat jika kalimatnya mengandung sebuah permintaan izin dari sosok lelaki yang tengah duduk tersebut.
Ternyata, baliho ini merupakan hasil kreativitas dari seorang Pengusaha Muda Kota Banjarbaru, yakni Putra Qomaluddin Attar Nuriqli atau kerap disapa Bang Qomal.
Ia mengaku, memang visual yang ditampikan dalam baliho itu merupakan bagian dari pada kreativitas promosi yang memang ingin dimunculkannya.
“Secara pribadi hal itu bagian dari kreativitas yang memang ingin ulun munculkan sebagai pola campaign (promosi -red),” ujarnya. Kamis (06/07/2023).
Qomal mengaku, target yang ingin dicapainya lewat baliho ini hanya sebatas popularitas. Jika nantinya, dikaitkan dengan unsur politis, menurutnya itu hak penafsiran pribadi masing-masing.
“Gagasan saya ingin lebih kreatif, jadi dilihat bahwa Bang Qomal itu memang orang kreatif. Kalau dikaitkan dengan hal lain, biarkan jadi penafsiran pribadi masing-masing,” ucapnya.
Dalam balihonya ini, dikatakan Qomal, jika dirinya juga tidak memunculkan unsur berbau politik, meskipun merupakan bakal calon legislatif (bacaleg).
“Disitu juga saya tidak menimbulkan simbol partai, tidak ada ajakan untuk memilih juga, saya hanya ingin mengkategorikan itu sebagai doa restu,” ungkapnya.
Keseluruhan dari makna balihonya tersebut menurut Qomal, merupakan gambaran sosok dan ungkapan dirinya yang ditampilkan lewat media visual.
“Sepenuhnya disitu (baliho -red) merupakan gambaran Bang Qomal, dan apa yang ingin diungkapkan,” imbuhnya.
Sementara itu, salah seorang masyarakat Kota Banjarbaru, Habibi menilai jika baliho milik Qomal tersebut unik, karena dikemas dengan cara yang kreatif.
“Unik sih, terlihat kalau memang desainnya ini kreatif, beda dari yang lain,” ucapnya.
Namun, menurutnya dengan ditampilkannya kursi di dalam baliho tersebut, bukan tidak mungkin masyarakat akan mengaitkannya ke politik, khususnya yang mengenal Qomal sebagai bacaleg.
“Kalau orang yang tahu dengan beliau (Bang Qomal -red), pasti akan mengaitkannya dengan politik, sebab disitu tertulis permintaan izin duduk di kursi, tapi apapun itu, ini konsep yang unik dan kreatif,” tandasnya.