TERAS7.COM – Satuan Tugas (Satgas) Anti Mafia Bola Polri telah menetapkan 6 tersangka atas praktik pengaturan skor atau match fixing di salah satu pertandingan sepakbola Liga 2 Indonesia yang dihelat pada November 2018 lalu.
6 orang yang ditetapkan sebagai tersangka yaitu K yang berperan sebagai LO (Liaison officer) atau penghubung wasit, A sebagai kurir penghantar uang, serta 4 wasit yang bertugas yakni M selaku wasit tengah, E selaku asisten wasit 1, R selaku asisten wasit 2, dan A selaku wasit cadangan.
Menindaklanjuti kasus pengaturan skor Liga 2 Indonesia ini, polisi kembali melakukan pemeriksaan terhadap 15 orang saksi.
“Yang terdiri dari para pihak klub, para wasit yang terlibat pada pertandingan, pengawas pertandingan, pihak hotel, pegawai hotel, dan panitia penyelenggara pertandingan dan Komdis PSSI,” ujar Kasatgas Anti Mafia Bola Polri, Irjen Pol Asep Edi Suheri di Mabes Polri, Rabu (27/09/2023) sore, dilansir dari PMJ News.
“Selain melakukan pemeriksaan terhadap 15 saksi, Satgas Anti Mafia Bola Polri juga telah melakukan pemeriksaan terhadap 6 ahli pidana,” imbuhnya.
Irjen Pol Asep Edi menuturkan, modus operandi salah satu klub yang terlibat dalam match fixing itu yakni melobi atau meminta bantuan perangkat wasit untuk memenangkan pertandingan salah satu klub dengan imbalan uang.
“Pihak klub memberikan uang sebesar Rp 100 juta kepada para wasit di hotel tempat para wasit menginap, dengan maksud agar klub X menang, dalam pertandingan melawan klub Y,” ungkap Asep Edi.
Untuk dua tersangka yang berperan sebagai LO dan pengantar uang dikenakan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 11 tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap juncto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP dengan ancaman pidana maksimal 15 tahun penjara dan denda sebanyak-banyaknya Rp15 juta.
Sementara 4 perangkat pertandingan yang bertindak sebagai wasit tersebut dikenakan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap Juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP dengan ancaman pidana maksimal 3 tahun dan denda sebanyak-banyaknya Rp15 juta.