TERAS7.COM – Dalam rangka peningkatan kultur bermedia sosial yang berintegritas dengan gotong royong menjelang Pemilu 2024, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan menggelar Dialog Budaya dengan tema Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) bertempat di Gedung Paris Berantai, jalan Jenderal Sudirman, Kotabaru Hilir, Kecamatan Pulau Laut Utara, Senin (12/02/24).
Dialog Budaya interaktif menghadirkan narasumber dari Polres Kotabaru dan Kejari Kotabaru. Selain dihadiri Staf Ahli bidang Pemerintahan, acara diikuti perwakilan Forkopimda, perwakilan SKPD, Camat, Kabag Pemerintahan Setda Kotabaru, Ketua Bawaslu, PWI, FKUB, FKDM, FPK, MUI, serta tokoh masyarakat.
Kepala Badan Kesbangpol Melinda Ratna Agustina menyampaikan, dialog budaya dengan tema Gerakan Nasional Revolusi Mental menjelang kegiatan pesta demokrasi yaitu Pemilu serentak pada 14 Februari nanti sangat penting, selain memenuhi amanat dari undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu yaitu Instruksi Presiden Nomor 12 tahun 2016, serta untuk membangun tertib menjelang Pemilu tahun 2024.
Revolusi Mental adalah gerakan seluruh rakyat Indonesia bersama Pemerintah untuk memperbaiki karakter bangsa menjadi Indonesia yang lebih baik. Karena itu Revolusi Mental bukanlah pilihan, tetapi suatu keharusan, agar bangsa Indonesia bisa berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Melinda menerangkan, bahwa pemerintah juga perlu selalu membina, mengedukasi mengajarkan kepada masyarakat untuk bijak menggunakan social media maupun di dalam kehidupan nyata, khususnya menjelang Pemilu, sehingga masyarakat Kotabaru tetap bersatu tidak ter kotak- kotak hanya karena pilihan berbeda.
“Bahwa masyarakat Kotabaru selalu bersatu, berbeda itu keniscayaan, tetapi disampaikan, dijalankan ataupun diterima dengan penuh kelapangan hati sehingga tetap terjaga Kamtibmas kemudian kerukunan kita di masyarakat, baik di dunia nyata maupun di dunia Maya seperti media sosial,” bebernya.
Data menunjukkan, akses internet masyarakat Indonesia rata-rata 8,52 jam perhari. Tiga jam diantaranya dihabiskan bermedia sosial. Jika tak siap literasi, gesekan bisa terjadi.
“Dengan diadakan kegiatan ini, agar kedepannya masyarakat terutama generasi muda bisa menumbuhkan kesadaran untuk menggunakan internet secara cerdas dan positif. Kecerdasan menggunakan platform media digital, kecakapan digital, ketepatan menyebarkan informasi, sekaligus kejelian mengakses informasi merupakan kecakapan penting pada lini transformasi media sosial saat ini,” harapnya.
Sementara dalam sambutannya, Bupati Kotabaru yang diwakili oleh Staf Ahli bidang Pemerintahan Zaenal Arifin menjelaskan, Revolusi Mental merupakan gerakan untuk mengubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup bangsa Indonesia yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong berdasarkan Pancasila yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan.
Gerakan Nasional Revolusi Mental menjadi upaya pemerintah untuk mengubah cara pikir dan cara kerja sekaligus mengajak masyarakat kunci utama dalam membentuk karakter bangsa yang berorientasi pada kemajuan dan perubahan cara pandang. Dengan tujuan mendorong kesadaran dan perubahan positif dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, khususnya bagi generasi muda.
Ibarat pedang bermata dua, media sosial bisa digunakan untuk hal produktif, tapi sekaligus memiliki potensi negatif menghasilkan hoaks, penipuan, ujaran kebencian, perpecahan, diskriminasi dan mereduksi nilai karakter bangsa.
Menjelang Pemilu lanjut Zaenal, potensi gesekan akibat disinformasi perlu diwaspadai, edukasi tertib dan santun bermedia sosial perlu digencarkan sebagai bekal pencerahan masyarakat.
“Untuk menghadang dan mengatasi potensi negatif perlu diperbanyak gerakan-gerakan dan upaya-upaya kreatif dan inovatif di media sosial dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat,” tegasnya.
Sebagai gerakan kolaboratif antar pemerintah dan berbagai unsur masyarakat, Gerakan Nasional Revolusi Mental adalah upaya untuk menanamkan nilai-nilai strategis kebangsaan, integritas, etos kerja dan gotong royong.
Demi suksesnya agenda Revolusi Mental di Kabupaten Kotabaru maka perlu menyamakan persepsi dan perlu kesinambungan aksi antar stakeholder maupun pemangku pimpinan lainnya agar aksi Revolusi Gerakan Mental ini nantinya dapat berjalan tertib dan terkoordinir.
“Oleh karena itu saya mengharapkan peran aktif seluruh pihak untuk memulai perubahan dan lingkungan interaksi sehari-hari khususnya di Kabupaten Kotabaru, dan pemerintah terus berkomitmen untuk mengintegrasikan nilai dengan revolusi mental dan meningkatkan indeks toleransi,” ucapnya.