TERAS7.COM – Kabupaten Banjar menjadi salah satu daerah yang dilalui oleh jalur Pegunungan Meratus yang membentang sepanjang 600 km dari selatan di Kabupaten Tanah Laut, hingga ke utara perbatasan provinsi Kalsel-Kalteng-Kaltim.
Tentu saja cukup banyak “surga” tersembunyi di pegunungan Meratus yang ada di Kabupaten Banjar, yang cukup potensial menjadi tempat wisata.
Salah satunya adalah wisata Air Terjun Janda Beranak Tiga yang berada di Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan yang lokasinya tak jauh dari Gunung Pamaton dan wisata sekitar seperti Kiram Park, Gunung Mawar, Villa Aranaway dan lain-lain.
Untuk mencapai lokasi wisata ini sendiri, pengunjung dapat melalui dua jalur, dari Kota Martapura bisa Jalan PM. Noor dan kemudian masuk Jalan Mandiangin, kemudian belok kanan ke arah Desa Kiram dengan jarak tempuh sekitar 20 km atau 40 menit perjalanan.
Untuk jalur kedua bisa melewati Cempaka, Kota Banjarbaru melewati Jalan Sungai Tiung yang menuju Desa Kiram, tentu saja dengan jarak tempuh yang lebih jauh sedikit.
Kemudian dari Desa Kiram sendiri, tepatnya mulai pertigaan Kiram Park-Gunung Mawar, untuk menuju titik wisata air terjun berjarak sekitar 1,5 km.
Jalan menuju tempat wisata ini juga sama dengan jalan menuju Gunung Mawar, tapi jika Gunung Mawar belok kanan ketika ada pertigaan sekitar 200 meter dari pertigaan sebelumnya, maka pengunjung harus belok kiri.
Jika sebelumnya melalui jalan beraspal yang cukup bagus, setelah beberapa puluh meter setelah belok kiri, jalan menuju titik lokasi wisata yang dibuka sejak awal 2021 yang lalu ini masih berupa tanah yang dibeberapa bagian diperkeras dengan batu.
Setelah sampai di lokasi parkir kendaraan yang cukup luas, baik untuk mobil maupun sepeda motor, pengunjung kembali harus berjalan kaki sekitar 200 meter menuju wisata yang viral beberapa waktu yang lalu ini.
Ketua Pokdarwis Objek Wisata Air Terjun Janda Beranak Tiga, Samsuni mengungkapkan sebelum dibuka, Kawasan wisata ini menjadi jalur touring komunitas motor trail.
“Jadi saat kita membangun masjid di desa, kita menemukan ada jalur air sungai dan kemudian diusulkan menjadi tempat wisata yang kita buka kurang lebih 6 bulan yang lalu. Mengenai sejarah penamaannya sendiri, kita kurang tahu,” katanya.
Objek wisata ini sendiri mengunggulkan wisata air terjun dengan tiga tingkat dan memiliki panjang dari hulu ke hilir sepanjang 400 meter, dengan tambahan beberapa fasilitas seperti toilet, tempat sampah, jembatan dan sebagainya.
Air Terjun yang dikelola oleh Bumdes Desa Kiram ini dibangun dengan dana desa dan menarik tarif sebesar 5 ribu rupiah per orang untuk masuk ke wisata ini.
“Uang hasil tarif masuk itu kami putarkan lagi untuk membangun fasilitas wisata, misalnya toilet yang baru-baru ini kita bangun. Juga untuk membangun jembatan dan untuk pengerasan jalan menuju akses wisata ini,” ungkapnya.
Selain itu wisata ini lanjut Samsuni juga menerapkan protokol kesehatan, dimana pengunjung diminta untuk mengenakan masker dan menyediakan juga fasilitas cuci tangan.
“Beberapa waktu yang lalu ketika Bupati Banjar meminta agar tempat wisata ditutup, kami juga tutup sementara. Untungnya pengunjung ditempat kami cukup banyak, khususnya pada hari libur seperti hari Sabtu dan Minggu,” bebernya.
Samsuni berharap objek wisata Air Terjun Janda Beranak Tiga ini mendapat juga mendapatkan perhatian dari pemerintah, khususnya untuk pembangunan akses jalan dan jembatan menuju lokasi wisata ini.
Sementara itu salah satu pengunjung, Yudi asal Banjarbaru mengungkapkan objek wisata yang baru ini cukup alami.
“Saya suka dengan tempat yang masih alami seperti ini, apalagi saat pengunjungnya masih belum terlalu banyak. Selain itu hawanya lebih dingin, begitu juga airnya,” katanya.
Pegawai salah satu BUMN yang pertama kalinya mengunjungi objek wisata ini berharap pengelola tak terlalu banyak mengubah objek wisata ini ke depannya.
“Saya sendiri sudah berkali-kali lewat saat touring ke Gunung Mawar dengan sepeda, baru kali ini singgah ke sini. Ya jangan terlalu banyak diubah, biarkan alami dan asli seperti ini, tetap dipertahankan sehingga lebih asri,” harap Yudi.