TERAS7.COM – Bekam atau Hijamah adalah sebuah terapi pengobatan dengan jalan membuang darah statis yang mengandung racun dari dalam tubuh melalui permukaan kulit dengan sayatan pisau atau jarum steril dan vakumisasi di kulit.
Bekam sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW, ini dibuktikan adanya hadits yaitu : “Sebaik-baik obat yang kamu gunakan adalah berbekam,” dan “Kamu sekalian hendaklah berbekam pada tengah tengkuk pada punggung badan, maka akan dapat menyembuhkan 72 penyakit.”
Bekam dapat menyembuhkan beberapa penyakit, diantaranya adalah pusing, migren, sakit pinggang, asam lambung, rematik, asma, insomnia, kencing manis, liver, gatal-gatal, radang usus besar, syaraf kejepit, tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah, kolesterol, asam urat, sinusitis, ambeien dan lemah syahwat.
Hal ini disampaikan salah satu Pembekam, Amang Saka (31), warga Km 7 Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar yang telah mempelajari metode pengobatan ini dari orang-orang arab di Kampung Arab Banjarmasin sejak tahun 2017.
“Pertama-tama melihat, baru diajari prakteknya langsung. Kurang lebih cuma sebulan belajar dan hingga hari ini saya membuka praktek bekam panggilan untuk daerah Banjarmasin, Banjarbaru dan Martapura,” ujarnya.
Bekam ujarnya dilakukan dengan penghisapan atau vakumisasi di kulit punggung menggunakan kop atau tabung vakum, diawali dengan pemijatan punggung menggunakan minyak zaitun, lalu dilakukan bekam kering untuk mengeluarkan angin dari dalam tubuh.
Kemudian dilanjutkan dengan bekam basah, pertama-tama lepas kop lalu kulit bekas bekam kering ditusuk-tusuk dengan jarum, lalu kembali dilakukan vakumisasi dengan tujuan agar semua darah kotor bisa dikeluarkan.
“Nanti akan keluar darah kotor yang bentuknya kental dan darah encer mengandung minyak. Setelah pembekaman usai, dilakukan pembersihan kulit dari darah dan pemijatan dengan minyak zaitun. Setelah bekam tidak dianjurkan mandi hingga 3 jam setelahnya supaya bekas bekam menjadi kering,” katanya.
Untuk belajar membekam, Amang Saka mengatakan tidak terlalu susah untuk dipelajari dan tidak memerlukan pendidikan khusus.
“Yang penting pembekam harus mengetahui metode untuk memasang kop di kulit, harus ditekan karena bisa longgar dan tak menghisap kulit. Selain itu dia harus mengetahui titik-titik mana yang bisa dilakukan pembekaman,” lanjutnya.
Juga tak ada tanggal atau hari-hari khusus untuk melakukan bekam, karena hal itu menurutnya adalah anjuran saja, bukan hal yang wajib.
“Memang untuk bekam bagusnya dilakukan pada siang hari. Hendaknya kita rutin melakukan bekam setiap 1 bulan sekali untuk cegah penyakit. Untuk penyembuhan disarankan setiap 2 minggu sekali,” jelas Amang Saka.
Bekam bermanfaat untuk membantu proses penyembuhan dikarenakan pengeluaran darah kotor, juga berfungsi untuk memperbaiki jaringan dan sel yang ada sehingga tubuh kembali sehat.
Bekam sendiri menjadi pengalaman pertama bagi Mahrani Ahmad (23) mahasiswa Kabupaten Banjar, menurutnya bekam terlihat mengerikan seperti yang ada di Youtube.
“Tapi setelah saya coba, ternyata kengerian itu hilang. Ternyata bekam itu tidak sakit, kalau ada sakit pun cuma sedikit seperti gigitan nyamuk hanya berselang bebrapa detik saja, setelah itu tak sakit,” ungkapnya.
Setelah berbekam, Mahrani Ahmad mengatakan badannya mulai terasa nyaman dan cukup banyak sekali khasiat bekam itu, sehingga ia tidak jera untuk melakukan bekam.
“Itulah yang menjadi motivasi dan ikhtiar saya untuk berbekam. Selain itu tidak ada efek samping berbekam apalagi rasa sakit. Cuma setelah bekam ada tersisa merah di kulit badan kita bekas sisa bekam dan kata pembekam akan normal kembali dalam beberapa hari setelah dibekam,” terangnya.