TERAS7.COM – Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina dipercaya menjadi Imam dan Khatib dalam Shalat Idul Adha di Komplek Perguruan Muhammadyah, Jalan KS Tubun, Banjarmasin Selatan pada Minggu (11/8).
Tak sendiri, dikutip dari Humpro Kota Banjarmasin, Ibnu Sina shalat Idul Adha ditempat ini bersama dengan seluruh keluarganya.
Dalam Khutbah Idul Adha, orang nomor 1 di Banjarmasin ini mengusung tema yaitu Belajar Dari Ibrahim AS dan menyampaikan tiga hal, yaitu, sebagai seorang mukmin tidak dibiarkan mengaku beriman tanpa diuji oleh Allah SWT, kemudian pengorbanan Nabi Ibrahim AS menyangkut (motivasi) dalam beribadah, dan hubungan antara bapak dan anak.
“Ketika Nabi Ibrahim AS memberitahukan kepada lsmail tentang penyembelihan, sang anak pasrah, tanpa memperlihatkan sikap penolakan. AI Qur’an menyebutkan, kedua anak beranak itu kemudian bahu membahu membangun Ka’bah yang menjadi kiblat umat Islam. Berbuat baik kepada orang tua disenafaskan penyebutannya dengan beribadah kepada Allah SWT, suatu indikasi betapa Allah SWT memandang tinggi posisi orangtua di dalam keluarga,” ujarnya.
Ibnu Sina menambahkan, mengingat tingginya posisi orangtua maka diharuskan bagi mereka membentuk anak-anaknya agar memiliki kepribadian muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, dan berbakti kepadaNya.
“Nabi lbrahim AS berhasil membentuk anak yang saleh. Ini terbukti dengan kepasrahan anaknya saat hendak disembelih, sebagai pemenuhan perintah Allah SWT, serta kerelaan anaknya membantunya membangun Ka’bah. Karena itu, saya mengajak seluruh jamaah untuk bersyukur telah diberikan karunia dan kenikmatan hidup di kota berjuluk seribu sungai. Kota yang saat ini telah mendapat predikat Kota Layak Anak Kategori Madya di tahun 2018. Artinya perhatian terhadap tumbuh kembang anak dan ruang bermain yang memadai secara minimal di kota ini sudah terpenuhi,” terangnya.
Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak kata Ibnu Sina sudah bisa diminimalisir karena sudah memiliki institusi P2TP2A dan PUSPAGA sebagai wadah penanganannya.
Pemko Banjarmasin juga tidak menutup mata terhadap ancaman yang masih mengintai anak-anak dan generasi penerus kota ini seperti, bahaya merokok bagi anak dan ibu hamil, peredaran narkoba dan penyalahgunaan obat terlarang, pergaulan bebas, bahaya LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) serta paham radikalisme.
“Semua ancaman ini menjadi tantangan bagi Bangsa Indonesia. Kita berharap bisa menjadi bangsa yang unggul dengan adanya Bonus Dernografi di tahun 2025-2030 nanti,” tungkas Ibnu Sina.