TERAS7.COM – Aktivitas prostitusi ternyata masih berlangsung hingga kini di Kota Banjarbaru, hal ini dibuktikan dengan sejumlah penertiban yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat.
Padahal, saat Banjarbaru dipimpin Walikota, H Nadjmi Adhani, aktivitas prostitusi di wilayah Landasan Ulin atau dikenal Pembatuan sudah dilakukan penutupan.
Namun nyatanya, hingga saat ini, aktivitas prostitusi di lokasi tersebut masih berlangsung, dengan cara terselubung.
Oleh karenanya, Satpol PP Kota Banjarbaru berkomitmen untuk meningkatkan lagi pengawasan aktivitas “bisnis lendir” di Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan tersebut.
Kepala Satpol PP Kota Banjarbaru Hidayaturahman mengatakan, jika lokasi Eks Lokalisasi Pembatuan secara rutin diawasi Satpol PP Banjarbaru.
Hanya saja, belakangan ini, aroma aktivitas “bisnis lendir” di Eks Lokalisasi Pembatuan mulai terendus oleh Satpol PP Banjarbaru, sehingga kata Dayat pihaknya perlu berpatroli di wilayah tersebut, walaupun waktunya tidak ditentukan secara khusus.
“Jadi dalam satu atau dua pekan itu kita pasti ada kesana mengawasi,” ucap Hidayaturahman, Kamis (27/07/2023).
Menurut Dayat, kawasan Eks Lokalisasi Pembatuan harus selalu diawasi agar kegiatan prostitusi tidak ramai kembali.
“Kalau disana biasanya offline malah, jadi bukan masalah kesulitan, tapi kita memang harus melakukan agar mereka merasa tetap diawasi,” jelasnya.
Meski begitu menurut Dayat, ada satu peluang bisnis yang bisa dikembangkan di wilayah Eks Lokalisasi Pembatuan, seperti kos-kosan, sebab berdekatan dengan salah satu perguruan tinggi.
“Nilai ekonomisnya bisa lebih tinggi dan mahasiswa pun terbantu, karena mereka punya akomodasi alternatif lain selain asrama yang disiapkan oleh pihak lembaga pendidikan,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang didapat pihaknya, jika di perguruan tinggi tersebut pada tahun pertama mahasiswanya akan menempati asrama, namun setelah tahun pertama selesai mereka diperbolehkan tinggal di luar asrama.
Dengan begitu kata Dayat, kemungkinan besar bisa menjadi peluang bisnis bagi warga daerah Eks Lokalisasi Pembatuan beralih usahanya, sehingga tidak lagi digunakan untuk kegiatan prostitusi tetapi digunakan sebagai asrama mahasiswa.
Selain itu, dari 15 sampai 20 rumah itu rata-rata memiliki warung, sehingga kata Dayat warung ini juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa di wilayah tersebut.
“Kita minta bantuan teman-teman untuk mencoba menyampaikan juga peluang ini, sehingga mereka terbuka pemikirannya untuk berubah usaha,” pungkasnya.