TERAS7.COM – Kondisi Iklim di Indonesia umumnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor seperti faktor lokal, faktor geonal, kemudian ada faktor global.
Jika terjadi El Nino di wilayah Pasifik Aktif, kondisi dengan curah hujan cukup kering akan terjadi di Indonesia. Sedangkan, jika kemarau, kehadiran angin monsun menjadi faktor yang paling berpengaruh.
“Faktor pengendali iklim Indonesia juga terdiri dari monsun, sebagaimana kondisi Indonesia mengalami kondisi curah hujan yang cukup kering jika terjadi El Nino di wilayah Pasifik aktif, kemudian timbul yang pertama kalau musim kemarau selalu karena wilayah Indonesia dipengaruhi oleh monsun,” ujar Kepala Staklim Kelas I Kalsel, Goeroeh Tjiptanto, dilansir dari MC Kalsel, Kamis (25/04/2024).
Ia menyebutkan jika monsun Australia ini membawa pergerakan awan-awan karena angin dari wilayah Australia menuju ke wilayah Asia, dan biasanya ini aktif di Juni-Agustus, tetapi di Mei nanti itu sudah ada perubahan angin, biasanya dari barat, sekarang sedikit-sedikit dari tenggara ke timur, sehingga saat itu sudah mulai musim kemarau.
“Itu pertanda pertama kali monsun, monsun ini adalah yang sangat mempengaruhi kondisi musim di wilayah kita Kalsel, kemudian adanya suhu muka laut di wilayah Indonesia, ini berdasarkan jika suhu muka lautnya biasa saja atau dingin dari biasanya atau lebih panas,” lanjutnya.
Meski begitu, ia memprediksi musim kemarau tahun ini di Indonesia, khsusunya Kalimatan Selatan tidak akan masuk bersamaan. Namun, diprediksi dari pertengahan Juni hingga awal Agustus nanti.
“Sementara ringkasan prediksi musim kemarau 2024 di Kalsel masuk dengan tidak bersamaan, dari pertengahan Juni hingga awal Agustus, prediksi sifat musim kemarau ini normal hingga atas normal,” ungkap Goeroeh.
Adapun disampaikannya, jika suhu muka laut lebih panas akan membawa dampak curah hujan atau air yang lebih banyak dan seterusnya, kalau yang terlihat ini adalah netral atau dingin sehingga tidak banyak mempengaruhi.