TERAS7.COM – Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Banjarbaru diduga menyelenggarakan kegiatan persiapan pentas karya seni dan pameran yang melibatkan para murid di hari besar keagamaan yaitu Hari Raya Waisak pada 16 Mei 2022, yang notabenenya juga hari libur nasional.
Dugaan ini menguak usai salah seorang wali murid yang tidak ingin disebutkan namanya membeberkan imbauan guru SMAN 1 Banjarbaru terhadap muridnya untuk bisa mengikuti kegiatan persiapan ini, yang mana juga terindikasi mengandung unsur paksaan.
“Murid dihimbau melalui pesan singkat grup whatsapp sekolah agar masuk pada tanggal 16 (Hari Raya Waisak) dan 17 untuk persiapan pentas karya seni dan pameran. Dihari itu juga akan ada absensi dan jika tidak hadir maka dianggap tidak melaksanakan kegiatan sehingga mendapat nilai 0. Jika berhalangan hadir maka harus lapor dengan Wali Kelas dan Kepala Sekolah, ” bebernya.
Menjawab perihal ini, Kepala Sekolah SMAN 1 Banjarbaru Finna Rahmiati membantah jika pihaknya secara sengaja mententukan persiapan kegiatan ini pada Hari Raya Waisak, melainkan hanya sebuah kebetulan saja.
“Tidak menentukan pada hari libur nasional, kebetulan tanggal 17 Mei kita pelaksanaan, tentu sehari sebelumnya harus ada persiapan,” ujarnya. Selasa (17/05/2022).
Lanjut Finna, awalnya kegiatan ini rencananya diselenggarakan pada April. Namun, karena bertepatan Bulan Ramadan jadi terpaksa pelaksanaannya harus diundur. Alhasil, dipilihlah 17 Mei sebagai waktu pelaksanaan.
Lebih jauh, ia menilai hal ini bukanlah suatu intoleransi terhadap umat beragama, karena saat Ramadannya umat Islam dan hari Minggu yang notabenenya waktu ibadah umat Kristen, pihaknya juga sering melakukan kegiatan di sekolah.
Seharusnya kata Finna, jika ada wali murid yang tidak setuju dengan diadakannya pelaksaan persiapan kegiatan ini di Hari Libur Nasional, bisa langsung mengkonfirmasi hal tersebut ke pihak sekolah.
“Seharusnya kalau ada seperti itu (tidak setuju) konfirmasi ke pihak sekolah, tentu pihak sekolah akan bekerjasama dan mencarikan solusi terbaik terhadap permasalahan ini,” ungkapnya.
Pasalnya, ia sendiri mengaku kaget saat mengetahui adanya pemberitaan mengenai dugaan pelanggaran yang dituduhkan terhadap SMAN 1 Banjarbaru, karena sampai saat ini pihaknya sama sekali tidak ada menerima pesan WhatsApp pernyataan atas ketidaksetujuan oleh wali murid tersebut.
Kemudian, untuk ancaman nilai 0 jika murid tidak ikut persiapan, menurutnya itu bukanlah nilai secara keseluruhan, melainkan hanya pada nilai persiapannya saja.
“Sudah saya sampaikan bahwa nilai 0 itu untuk persiapan, sementara untuk nilai perencaan, pelaksanaan itu masih ada, jadi tidak mungkin anak murid dapat nilai 0,” bebernya.
Padahal, permasalahan ini menurutnya bisa diselesaikan dengan baik, jika ada komunikasi langsung antara sekolah dan wali murid yang menyatakan tidak setuju dengan kegiatan yang bertepatan libur nasional tersebut.
Dibalik kehebohan ini, ia mengatakan bahwa, pihaknya sendiri sudah mendapatkan dukungan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel Muhamadun, dan dipersilahkan untuk tetap melanjutkan kegiatan tersebut.
“Tadi Kepala Dinas mendukung kita, dia tidak masalah dan mendukung kita,” terangnya.
Sementara itu, saat akan dikonfirmasi perihal ini ke Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel Muhamadun, dirinya diketahui tidak ada di kantor, karena sedang ada kegiatan di luar daerah.