TERAS7.COM – Ikan papuyu (ikan betok) merupakan salah satu jenis ikan lokal yang banyak ditemui sungai-sungai maupun rawa-rawa yang ada di Kalimantan Selatan.
Ikan papuyu memiliki rasanya yang khas, dagingnya gurih dan sedikit berlemak sehingga sangat diminati masyarakat Banjar ini diperjual belikan dalam keadaan segar di pasar-pasar tradisional, dalam bentuk olahan kering atau fermentasi, hingga dalam bentuk siap saji berupa ikan goreng, ikan bakar, dan masakan tradisional lainnya.
Tingginya permintaan akan ikan papuyu sendiri telah mendorong peningkatan penangkapan ikan ini yang berakibat pada penurunan volume hasil tangkapan dan ukuran satuan ikan papuyu yang tertangkap, diperparah dengan alih fungsi lahan rawa sehingga mengancam keberadaan habitat ikan lokal ini.
Namun sejak tahun 2014 yang lalu, ikan yang memiliki nama latin Anabas testudineus ini telah berhasil di domestikasi atau dibudidayakan oleh Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Kalimantan Selatan.
Bahkan Kabupaten Banjar telah memiliki Kampung Papuyu yang berada di Desa Karang Intan, Kecamatan Karang Intan yang menjadi sentra budidaya ikan Papuyu pertama di Kalimantan Selatan.
Kampung Papuyu yang dikelola oleh Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Papuyu Sakti Banjar sendiri dicanangkan oleh Bupati Banjar, Saidi Mansyur pada awal Juli 2021 yang lalu sebagai kawasan percontohan dalam menghasilkan ikan lokal komoditas berkualitas unggulan di sektor perikanan.
Di lokasi ini ada sekitar 54 pembudidaya melakukan pembenihan hingga pembesaran ikan lokal dengan total lahan kurang lebih 14 hektar, dimana produksi ikan papuyu per bulan berjumlah rata-rata 5000 ekor atau kurang lebih 1 ton.
Ikan papuyu di pasaran sendiri dihargai 80.000 rupiah per kilogram untuk grade 1, sementara untuk grade 2 dengan harga 40.000 rupiah per kilogram dan terakhir untuk grade 3 dengan harga 25.000 rupiah per kilogram.
Salah satu pembudidaya ikan Papuyu, Sarkani Juhri mengungkapkan usaha budidaya ikan Papuyu ini cukup berhasil dan menjanjikan, terlebih untuk penjualannya pun cukup lancar.
“Setiap kali panen, ada broker yang ambil ikan dari tempat kita. Kita siap mengirim berapapun sesuai permintaan pasar. Jadi untuk penjualan tak menjadi kendala,” katanya.
Sarkani Juhri menambahkan ikan Papuyu budidaya sendiri dapat dipanen dalam waktu 4-5 bulan dengan berat 250 gram per ekor.
Dikutip dari berbagai sumber, Ikan papuyu sendiri cukup mudah untuk dibudidayakan karena memiliki daya tahan dan kemampuan adaptasi yang bagus.
Ikan ini dikenal akan kemampuannya bertahan hidup pada lokasi yang hanya terdapat sedikit air dan di air yang minim oksigen, bahkan di alam liar ikan ini bahkan sering naik kedarat dengan bantuan sirip insang.
Keuntungan budidaya ikan Papuyu yang lain ialah minimnya resiko ikan mati karena ikan ini tidak memiliki sifat kanibal seperti ikan lele, sehingga membuat proses budidaya dan perawatan ikan ini sangatlah mudah.
Ikan papuyu bisa dibudiyakan di kolam tanah maupun kolam terpal dan semen, walaupun lebih baik jika menggunakan kolam tanah dengan sistem sirkulasi air, yang mana memberikan keuntungan lain seperti memudahkan untuk menumbuhkan pakan alami seperti plankton, ganggang, dan cacing, serta lebih hemat biaya pembuatan kolam.
Ikan ini juga terkenal tidak mudah sakit atau terinfeksi penyakit seperti ikan lain, karena itu agar ikan muat dalam jumlah besar, bisa menggunakan kolam yang berukuran cukup besar yang bisa dibuat di dekat sumber mata air, ditepi sawah atau ditepi sungai.
Untuk membuat air kolam kaya unsur renik, bisa diisi dengan pupuk kandang dalam karung yang direndam dalam kolam selama 1 minggu. Untuk mempercepat proses tumbuhnya plankton bisa menambahkan probiotik khusus kolam, dimana jika air yang sudah berdegradasi hijau, berarti ikan Papuyu sudah siap untuk ditebar.
Untuk memperoleh bibit ikan Papuyu, selain memperolehnya dengan menangkap di alam bebas secara langsung dengan kendala ukuran yang tidak seragam.
Selain itu bibit ikan ini juga bisa diperoleh di Balai Benih dan Induk Ikan Air Tawar (BBI-IAT) Karang Intan, dan atau dari BPBAT Mandiangin dipasarkan ke wilayah Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, Kota Banjarbaru, Kabupaten Tanah Bumbu dan Palangka Raya (Provinsi Kalimantan Tengah).
Bibit ikan papuyu yang dihasilkan oleh BPBAT Mandiangin dan BBI-IAT Karang Intan telah memiliki sertifikat Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) sehingga benih yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus.
Ikan papuyu yang dipilih untuk dibudidayakan yang bagus adalah ikan papuyu yang berwarna hijau gelap, karena terbukti mampu mencapai ukuran optimal yang lebih besar daripada ikan papuyu hijau kekuningan.
Untuk pemijakan ikan papuyu cukup mudah, bisa dilakukan dengan dengan mencampur beberapa ikan papuyu jantan dan betina dewasa dalam wadah aquarium, ssetelah beberapa hari kemudian ikan betina dipindahkan pada aquarium tersendiri hingga terlihat anakan ikan papuyu.
Setelah itu bibit ikan yang akan ditebar harus sudah cukup berumur agar lebih cepat beradaptasi dengan air kolam dengan sirkulasi air selalu lancar, bahkan jika perlu bisa dengan bisa menambahkan aerator udara untuk menambahkan kadar oksigen larut dalam air.
Kedalaman air kolam harus dijaga, terutama jika anda membuat kolam dilokasi terbuka terik matahari dan bisa ditambahkan tanaman air seperti ganggeng jika bibit ikan papuyu yang ditebarkan masih berukuran kecil.
Untuk mengoptimalkan budidaya, khususnya untuk melindungi kolam dari serangan predator bisa menggunakan pagar waring (kelambu). Selain itu aerator bisa dibuat dengan memanfaatkan aliran air dari sungai atau mata air yang dialirkan melalui selang agar mengucur kedalam kolam.
Pakan ikan papuyu sendiri bisa menggunakan pakan pellet maupun cacahan keong emas, cacing tanah, cacing sutra, magot, dan jangkrik yang mengandung protein tinggi.
Pakan lain bisa berupa nasi sisa, bekatul, ampas kelapa, sisa sayur, atau ampas tahu, karena ikan ini termasuk jenis omnivora atau pemakan segala sehingga mudah untuk mendapatkan pakan alternatifnya.
Pemberian pakan sendiri hampir sama dengan ikan Nila sebanyak 2-3 kali sehari, dimana total pakan yang diberikan sehari sama dengan 4-6 persen berat tubuhnya.
Yang pasti hindari memberikan pakan di pagi hari karena nafsu makan ikan dipagi hari belum terlalu kuat.
Panen sendiri dapat dilakukan dengan cara sekaligus maupun dengan panen selektif menggunakan jaring, yang pasti pemanenan sebagian ikan papuyu tidak akan menimbulkan stress seperti budidaya ikan lele.