TERAS7.COM – Menjelang penerapan new normal, pemerintah telah membuka penerbangan antar daerah yang sebelumnya ditutup untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Namun bisa terbang menuju daerah tertentu, ada persyaratan khusus yang ditentukan oleh masing-masing daerah, salah satunya adalah wajib menyertakan persyaratan telah mengikuti rapid test dan dinyatakan non reaktif.
Untuk mengikuti rapid test sendiri, pelaku perjalanan harus merogoh dana yang cukup besar, hal ini tentu saja memberatkan bagi para penuntut ilmu asal banua jika nanti harus kembali melanjutkan pendidikan yang tertunda akibat pandemi ke luar daerah, apalagi mereka yang tergolong kurang mampu.
Namun Pemkab Banjar melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar memberikan pelayanan rapid test gratis bagi para penuntut ilmu di luar daerah tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinkes Banjar, dr. Diauddin beberapa waktu yang lalu.
“Untuk kepentingan pribadi atau bisnis, kita tidak membuka pelayanan rapid test, kita arahkan ke pihak swasta yang menyediakan pelayanan tersebit. Tapi bagi yang sekolah di luar daerah dan kurang mampu, kita akan memberikan bantuan rapid test gratis,” ujarnya.
Namun bantuan tersebut akan diberikan jika Dinkes Banjar masih memiliki stok alat rapid test.
“Kalau sekarang alat rapid test kita sudah mulai berkurang. Jika jumlah alat rapid tes sedikit, hal itu tak bisa kita laksanakan karena kita mempersiapkan itu untuk kebutuhan yang lebih urgent,” jelasnyam
Diauddin menambahkan pemerintah juga tidak bisa membuka pelayanan rapid test berbayar di puskesmas, karena tak ada regulasi yang mengaturnya.
“Kita melakukan rapid test secara gratis bagi ODP, PDP maupun pelaku perjalanan. Kalau kita membuka pemeriksaan rapid test berbayar, belum ada perda yang mengatur biayanya dan kita tak tahu kemana uang masuk tersebut, sehingga tak dilaksanakan,” terangnya.
Diauddin juga menyebutkan pihaknya masih terus melakukan upaya tracking dan tracing kasus Covid-19 di Kabupaten Banjar, baik dengan rapid test untk screening maupun swab test bagi orang-orang yang dinyatakan reaktif.saat rapid test.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Dinkes Kabupaten Banjar, Fahriadi saat dihubungi via Whatsapp.
“Upaya tracking dan tracing di Kabupaten Banjar cukup massif, bahkan petugas Labkesda Banjar hampir tidak libur sejak pelaksanaan PSBB yang lalu,” ujarnya.
Fahriadi menambahkan tiap hari rata-rata ada lebih dari 40-50 orang yang menjalani swab test di Kabupaten Banjar, total ada 600 sampel yang dikirim sejak pelaksanaan PSBB.
“Kabupaten Banjar sendiri jadi pengirim terbanyak sampel Swab di Kalsel. Mayoritas sampel berasal dari daerah-daerah yang berbatasan dengan Banjarmasin yaitu Kertak Hanyar, Sungai Tabuk dan Gambut, serta Kota Martapura. Bahkan yang dari Banjarbaru pun melakukan swab test ditempat kita,” bebernya.
Untuk ketersediaan alat swab test, Fahriadi menyebutkan sudah terpenuhi dan cukup untuk pengambilan sampel swab, termasuk APD level 3 bagi petugas yang mengambil swab.