TERAS7.COM – Kemendikbud RI beberapa waktu yang lalu telah mengumumkan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 untuk satuan pendidikan yang berada di zona kuning, zona oranye dan zona merah beberapa waktu yang lalu.
Kabupaten Banjar sendiri merupakan salah satu daerah yang berada di zona merah sehingga pada awal tahun ajaran baru 2020-2021 pada 13 Juni 2020 mendatang tetap melanjutkan Belajar dari Rumah.
Untuk mengantisipasi hal ini, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Martapura menggelar Pelatihan In House Training/Pembelajaran Daring bagi para guru SMP Negeri 1 Martapura selama 2 hari pada 15-16 Juni 2020.
Kepala SMP Negeri 1 Martapura, Rahmadi mengungkapkan pelaksanaan pelatihan ini bertujuan agar para guru agar bisa melaksanakan pembelajaran jarak jauh melalui daring, luring maupun campuran.
“Dengan pelatihan ini, para guru di SMP Negeri 1 Martapura diajari mendesain pembelajaran sesuai dengan kreatifitas masing-masing melalui berbagai platform daring seperti Zoom hingga Google Classroom,” ungkapnya.
Pelatihan tersebut lanjut Rahmadi juga bertujuan untuk menyamakan persepsi sehingga skill yang dimiliki para guru sama saat melaksanakan pembelajaran melalui daring.
Hal ini pun disambut baik oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Banjar, Maidi Armansyah saat ditemui di perkantoran Pemkab Banjar pada Rabu (17/6).
“Pelatihan bagi para guru di SMP Negeri 1 Martapura ini kami sambut baik dan sangat kami apresiasi. Apalagi kita lihat berdasarkan kondisi yang ada, sekolah baru dibuka saat daerah kita sudah zona hijau dan persyaratannya pun berlapis,” ujarnya.
Pembelajaran lewat daring ini sangat penting karena menjadi pengalaman pertama, bukan hanya bagi siswa, tapi juga untuk para guru.
“Karena itu para guru juga harus melakukan pelatihan untuk meningkagkan kompetensi mereka saat melaksanakan pembelajaran melalui daring maupun luring,” kata Maidi.
Namun tak hanya SMPN 1 Martapura saja, PGRI dan MGMP juga akan melaksanakan pelatihan virtual pembelajaran melalui daring.
“Tapi sekolah yang bisa melaksanakan pembelajaran secara daring di daerah kita hanya 20-30 persen saja, bahkan yang ada di perkotaan. Hal ini karena keterbatasan dari orang tua siswa di bidang teknologi, ekonomi dan pemahaman mengenai hal ini. Akhirnya metode luring juga akan dilaksanakan, tapi untuk SMPN 1 Martapura memang kita akui bisa melaksanakan hal ini,” terangnya.