TERAS7.COM – Setiap tanggal 11 Oktober, kita diingatkan tentang peristiwa sejarah wafatnya seorang pejuang banua yang selalu dikenang namanya.
Ia, Gusti Inu Kartapati alias Pangeran Antasari bin Pangeran Mashoud bin Pangeran Amir, lokomotif dan ikon pecahnya De Bandjermasinsche Krijg atau Perang Banjar (1859-1905).
Pangeran Antasari memiliki pribadi yang besar dan seorang ahli strategi perang gerilya yang mampu memimpin dan menggerakkan pasukan di daerah yang amat luas dan sulit serta seorang pemimpin yang ulet, tabah dan berwibawa dengan memiliki kekuatan lahir dan batin untuk menggerakkan para pengikutnya dalam mencapai tujuan bersama.
Selain itu, ungkap Haris Makkie, Pangeran Antasari adalah pemimpin yang dicintai rakyat, cerdik dan sangat alim.
“Menghargai jasa-jasa para pahlawan, berarti kita meresapi semangat juangnya, meneladani perjuangannya dan kepemimpinannya,” terang Haris Amkkie.
Menjaga warisan dari hasil perjuangannya lanjut Haris Makkie, mempertahankan, merawat, menata lebih baik lagi agar dapat dipergunakan dan dinikmati oleh para generasi berikutnya adalah tugas generasi saat ini.
Demi kebangkitan kesejahteraan hidup dan berkehidupan yang sejahtera dan tenteram.
Hal tersebut, sudah semestinya demikian dilakukan generasi penerus, karena pengorbanan yang dilakukan oleh para pahlawan, bukanlah sekadar mengerahkan kekuatan,tenaga, pikiran, waktu ataupun materi,tapi mereka juga berkorban nyawa.
“Disiksa, difitnah, dihujat, dihukum dan diasingkan. Hingga menemui ajalnya di tempat pengasingannya. Semua itu demi sebuah kemerdekaan untuk dihibahkan kepada anak cucu,” tambah Ilham Nor.
Sebuah kemerdekaan yang mahal dan sangat berharga, karena dibayar dengan darah dan nyawa. Semboyan yang mereka pegang pun sangat menyentuh perasaan, ‘hidup atau mati!’. Hidup bagi mereka adalah perjuangan dan mati adalah hasil perjuangan.
Dengan menyusuri kembali usaha-usaha perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan, bukan berarti membuka kembali lembaran pahit perjalanan sejarah bangsa, hal ini dilakukan agar direkam di pikiran para generasi muda dan mereka harus menghargainya.
“Membangkitkan dan menumbuhkan kembali semangat berkebangsaan, membangkitkan rasa cinta tanah air dan menghidupkan kembali rasa kepedulian terhadap sesamanya,” tegas Ilham Nor.
Haris-Ilham Nor berziarah ke Makam Pangeran Antasari bersama tim seperjuangan.