TERAS7.COM – Penangkapan kepiting bakau secara masif dikhawatirkan berdampak negatif terhadap kelestarian ekosistem perairan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Oleh karenanya, Dinas Perikanan (Diskan) PPU mendorong masyarakat pesisir untuk membudidayakan kepiting bakau guna kelestarian ekosistem perairan tetap terjaga.
“Dikhawatirkan pengambilan terjadi secara sporadis, bisa akan habis di alam,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budi Daya dan Lingkungan Diskan Kabupaten PPU, Musakkar, mewakili Kepala Diskan PPU, Rozihan Asward.
Untuk mengatasi masalah ini, Diskan PPU telah melaksanakan berbagai kegiatan seperti sosialisasi hingga pelatihan beberapa waktu lalu.
Selain itu, kata Musakkar, pihaknya akan memberikan dukungan penuh kepada masyarakat yang ingin memulai budidaya kepiting bakau.
“Nah untuk bibit ini supportnya itu bisa diambil dari kantong-kantong pembudidaya. Pembudidaya pembesaran yang ada ditambak,” terangnya.
Dengan adanya budidaya kepiting bakau, diharapkan dapat mengurangi tekanan terhadap populasi kepiting di alam liar.
Selain itu, Musakkar menambahkan, budidaya ini juga berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir, selain dari hasil perikanan tangkap.
“Kemungkinan kalau itu berkembang nanti bisa banyak minat. Karena di Desa Sesula dan Api-api ini juga berdekatan sumber air lautnya,” jelasnya.
Pada intinya, Musakkar menekankan pentingnya pengelolaan budidaya yang baik dan harus menggeluti usahanya dengan maksimal.
Pihaknya optimis bahwa budidaya kepiting bakau akan semakin berkembang, terutama di daerah seperti Desa Sesula dan Api-api yang memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang mendukung.
“Kita lihat perkembangan ke depan jika bagus berarti banyak masyarakat itu yang mengembangkan di sana,” tukasnya.