TERAS7.COM – Kecintaan umat Islam warga banua terhadap ulama tidak dapat diragukan lagi, hal ini dapat dilihat dari antusiasme ribuan jamaah yang menghadiri Haul ke 22 Syekh H Akhmad Marzuki Bin Syekh H Sulaiman Wali Al Banjari di Handil Malang, Desa Tambak Sirang Baru, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar pada minggu pagi (24/2).
Selain para jamaah haul yang memadati kawasan makam KH Ahmad Marjuki, banyak pula di antaranya para pejabat, alim ulama dan habaib yang hadir, antara lain Bupati Banjar H. Khalilurrahman, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Banjar Muhammad Iqbal Khalilurrahman, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Aspihani, KH. Asmuni Amuntai sebagai pemberi tausiyah dan KH. Muhammad Thahir sebagai pembaca manakib serta KH. Zainal Hakim Marzuki dan KH. Syaifuddin Zuhri sebagai ahlul bait.
Berdasarkan manakib yang dibacakan oleh KH. Muhammad Thahir, Syeikh H. Ahmad Marzuki sendiri merupakan seorang zuriat ke 6 dari ulama besar asal Banjar, As-Syeikh Muhammad Arsyad Al- Banjari, karena beliau merupakan anak dari Syeikh H Sulaiman Wali bin Syeikh H Muhammad Nasir Taniran bin Syeikh H Muhammad Thaib (Datu Taniran) Bin Syeikh H. Muhammad As’ad Bin Hj. Syarifah Binti As-Syeikh Muhammad Arsyad Al- Banjari.

Syeikh H. Ahmad Marzuki lahir tahun 1907 Masehi dan bersekolah di Pondok Pesantren Khalidiyah, Amuntai dan sempat menuntut ilmu di Tanah Suci, akan tetapi tidak terlalu lama dan kembali ke tanah air hingga pindah ke Desa Tambak Sirang Baru, Gambut pada tahun 1965 untuk membuka pengajian yang utamanya mengajarkan ilmu tauhid pada masyarakat Desa Tambak Sirang Baru dan sekitarnya.
Dalam pembacaan manakib beliau, disebutkan sebagai ulama yang pendiam, tidak banyak bicara dan hidup tidak mampu tapi sangat qanaah, padahal beliau memiliki 6 orang anak yang harus dinafkahi buah perkawinan beliau dengan istrinya yang juga keturunan Haji Ahmad Balimau.
Dilanjutkan KH. Muhammad Thahir, beliau hidup selama 90 tahun dan tidak pernah membanggakan zuriat dan hampir tidak ada anak keturunannya yang mengetahui silsilah beliau, karena sangat tawaddu serta tidak meninggalkan satu pun harta pada anak keturunannya ketika beliau meninggal pada malam selasa habis isya tanggal 18 jumadil akhir di tahun 1997 Masehi.
Bupati Banjar, H. Khalilurrahman atau yang akrab disapa Guru Khalil yang turut berhadir bersama para alim ulama dan habaib sangat berbahagia dapat berhadir dalam haul Syekh Akhmad Marzuki ini.

“Beliau ini merupakan salah satu wali Allah keturunan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kelampaian, sehingga sebagai seorang Aulia Allah hidup beliau tidak kipuh, tidak memermasalahkan harta sama sekali,” ujarnya.
Guru Khalil pun mengajak agar jamaah dapat meneladani akhlak dan prilaku para ulama, selain melaksanakan haul para ulama sebagai salah satu wujud mahabbah dan penghormatan kepada ulama.
“Jangan lupa juga, mengadakan haul itu tujuannya untuk mengingat mati. Karena kita hidup di dunia ini diharuskan mengingat mati, jadi harus hati-hati,” tambahnya.
Selain pelaksanaan tahlil dan pembacaan maulid Habsyi serta pembacaan manakib Syekh H. Ahmad Marzuki, pelaksanaan haul ini juga diisi dengan tausiyah dari KH. Asmuni atau dikenal dengan Guru Danau, Ulama asal Amuntai yang tausiyahnya selalu mengundang gelak tawa para jamaah yang hadir, termasuk para pejabat dan alim ulama.