TERAS7.COM – Kementerian ESDM sejak tahun 2015 melaksanakan program pembangunan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) di seluruh Indonesia sebagai salah satu pelaksanaan dari Gerakan Hemat Energi yang gencar di kampanyekan oleh Pemerintah.
Pada tahun 2019 ini rencananya Kementerian ESDM akan kembali membangun 20.000 unit PJU-TS di 500 Kabupaten/Kota se Indonesia.
Kepala Bidang Kawasan Permukiman Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Banjar, Akhmad Bayhaqie saat ditemui di ruang kerjanya pada jumat pagi (15/2) membenarkan bahwa Kabupaten Banjar juga mendapatkan PJU-TS dari Kementerian ESDM.
“Kabupaten Banjar sendiri ke bagian 160 unit PJU-TS yang dipasang secara tersebar di titik-titik strategis di 8 kecamatan di Kabupaten Banjar seperti Karang Intan, Sungai Tabuk dan Martapura Kota,” jelasnya.
Ujarnya Penerangan jalan bertenaga surya dari ESDM yang dikerjakan oleh PT. Global Tri Jaya tersebut di pasang pada tempat yang minim penerangan seperti perempatan dan pertigaan yang gelap.
Kepala Seksi Prasarana Sarana Dan Utilitas Umum, Achmad Yani yang ditugaskan oleh Disperkim Kabupaten Banjar untuk mengawasi proyek Kementerian ESDM ini di lapangan menambahkan bahwa penentuan titik tersebut berdasarkan permintaan dari masyarakat dan hasil survei yang dilakukan oleh Disperkim.
“Penentuan titik strategis berdasarkan surat masyarakat yang menganggap daerah tersebut rawan kecelakaan jika tidak dipasang lampu penerangan. Jadi kami kirim surat berkali-kali ke pemerintah pusat sejak februari 2017 untuk meminta bantuan penerangan jalan lewat Bapenas, Kementerian ESDM hingga DPR RI, Alhamdulillah usulan kami tembus tahun 2018,” ujarnya.
Ahcmad Yani menceritakan bahwa PJU-TS ini datang pada bulan desember bersamaan dengan utusan dari PT. Global Tri Jaya yang ditunjuk Kementerian ESDM sebagai pelaksana proyek ini di lapangan.
“Utusan dari PT. Global Tri Jaya datang menjelaskan bahwa Kabupaten Banjar mendapatkan bantuan 160 lampu PJU, kami diinfokan barang baru datang 100 unit, baru 2-3 hari kemudian utusan tersebut datang mengabarkan barangnya sudah lengkap. Setelah barangnya di cek oleh Kementerian ESDM, baru diarahkan ke kami dan bersama-sama kami lakukan survei untuk penempatan lokasinya,” ungkap Ahcmad Yani.
Ia menambahkan bahwa Disperkim sendiri tidak terlalu mendapatkan detail tentang proyek bantuan dari ESDM ini, karena ia belum melihat kontrak kerja dan hanya menyerahkan data kordinat titik penempatan PJU-TS tersebut.
“Berbeda dengan proyek lain yang kami mendapatkan detailnya seperti kontrak kerjanya, kali ini kami tidak mendapatkannya, jadi kami cuma mengawasi perkembangannya saja. Karena tidak pegang kontrak kami tidak tahu kapan proyek ini harus diselesaikan,” ungkapnya.
Akibatnya terjadi kendala dalam pembangunannya seperti belum dipasangnya 20 unit PJU-TS akibat honor pekerja yang belum sepenuhnya dibayarkan.
“Jadi begini, yang mengerjakan proyek ini adalah PT. Global Tri Jaya yang ditunjuk langsung oleh pusat. Akan tetapi untuk pelaksanaannya, perusahaan tersebut menyerahkan pengerjaannya ke tukang. Seminggu belakangan proyek ini terhenti sementara karena kata tukang yang mengerjakan honornya belum dibayarkan semuanya, sehingga dia menahan untuk mengerjakan dulu. Saat kami dikonfirmasi ke Kementerian ESDM, justru katanya sudah selesai pembayarannya, lalu kami hubungi lagi tukangnya dan saat Kementerian ESDM dihubungi, mereka belum memberikan balasan,” ungkap Ahcmad Yani.
Ia pun akan terus menuntut kelanjutan proyek ini kepada Kementerian ESDM, utamanya mengenai masalah 20 unit yang belum di pasang, walaupun Disperkim Kabupaten Banjar tidak punya kekuatan untuk mendesak penyelesaian proyek Kementerian ESDM ini.
Untuk Kota Martapura dan sekitarnya, ujar Achmad Yani PJU-TS ini sendiri sudah dipasang di beberapa titik seperti di Jembatan Kembar depan Gedung Iqro, Taman Albasia, Depan Kuburan Muhibbin 4, Jalan Tol Banjarbaru-Mataraman dan Jalan Kenanga Desa Indrasari.
“Walaupun ada beberapa penolakan segelintir warga, seperti di Sungai Sipai, ada tanah kosong yang digali, tapi ditutupi oleh warga tersebut berkali-kali hingga terpaksa kami geser titik pemasangannya,” ujarnya.