TERAS7.COM – Hujan deras yang terjadi selama beberapa pekan terakhir membuat aliran Sungai Riam Kiwa-Martapura meluap dan membanjiri 7 kecamatan di Kabupaten Banjar.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar, rata-rata banjir yang terjadi memiliki ketinggian 20-40 cm.
Hal ini membuat beberapa akses jalan dan beberapa fasilitas publik seperti sekolah yang berada di 7 kecamatan yang terdampak banjir tersebut ikut terendam.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Banjar, Maidi Armansyah saat ditemui di ruang kerjanya pada Selasa (11/2) mengatakan akibat terjadi banjir, beberapa sekolah diliburkan.

“Ada 25 sekolah di beberapa kecamatan yang diliburkan akibat terdampak banjir. Data tersebut kami himpun dari bidang-bidang dinas kami dan 14 Korwil yang membawahi 20 kecamatan di Kabupaten Banjar,” ujarnya.
Sekolah-sekolah yang terdiri atas SD dan SMP tersebut diliburkan karena di nilai termasuk dalam kondisi berat dan dapat mengganggu aktivitas belajar.
“Dampak banjir ke satuan pendidikan yang berada dibawah dinas kami ini dibagi 3 katagori, yaitu ringan, sedang dan berat. Kalau berat artinya kondisi air masuk ke ruang kelas dan mengganggu kegiatan belajar. Termasuk juga jika akses jalan menuju ke sekolah membahayakan, karena itu sekolah-sekolah tersebut diliburkan,” tambahnya.
Maidi Armansyah menerangkan sekolah-sekolah yang diliburkan tersebut terdiri atas 4 sekolah di Kecamatan Simpang Empat, 5 sekolah di Kecamatan Martapura, 3 sekolah di Kecamatan Pengaron, 1 sekolah di Kecamatan Gambut dan 10 sekolah di Kecamatan Martapura Timur dan Kecamatan Martapura Barat.
“Untuk Kecamatan Simpang Empat dan Pengaron yang sebelumnya diliburkan berdasarkan info terakhir mulai Senin atau hari ini sudah mulai masuk. Sementara untuk di Kecamatan Martapura Barat dan Martapura Timur masih kami konfirmasi apakah diliburkan atau tidak,” jelasnya.
Sementara di beberapa kecamatan lain seperti Astambul, Aluh-Aluh, Sungai Pinang, Aranio dan Mataraman yang juga terdampak banjir, Disdik Banjar masih belum mendapatkan info kondisi terkini.
“Belum ada info dari beberapa kecamatan tersebut, karena itu masih kami anggap aman dan dampaknya masih ringan,” katanya.
Para siswa yang sekolahnya diliburkan tersebut kata Maidi Armasyah tetap diberikan tugas untuk belajar di rumah.
“Kami sudah himbau agar guru memberikan tugas, tidak terlalu berat mengingat bencana yang dihadapi oleh siswa, karena bukan sekolah saja yang terdampak, tapi juga rumah mereka,” ungkapnya.
Tugas tersebut berupa tugas tertulis seperti mengarang, misalnya menceritakan banjir yang terjadi, kondisi sekolah atau kondisi rumah dan lingkungan sekitar untuk membangkitkan sisi literasi bagi siswa.
“Sekolah juga kami beri kebebasan untuk menentukan waktu libur dengan menilai kondisi sekolah masing-masing. Jika sudah normal, mulai masuk kembali, karena itu kami juga meminta agar jajaran kami terus meninjau dan memonitor sekolah-sekolah yang diliburkan tersebut,” terang Maidi Armansyah.