TERAS7.COM – Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman memimpin pelaksanaan Panen Raya Padi secara serentak di 14 provinsi dan 198 kabupaten/kota. Acara ini melibatkan 5.702 petani, 13 gubernur, 3 wakil gubernur, serta 181 bupati/wali kota dan unsur penting lainnya seperti Forkopimda, BULOG, BPS, dan PT. Pupuk Indonesia.
Kegiatan panen raya secara nasional ini dipusatkan di Desa Panca Karya, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Daerah ini menjadi lokasi utama karena memiliki luas panen mencapai 20.237 hektar. Hadir dalam acara tersebut, antara lain Sekda Provinsi Kalimantan Selatan yang mewakili Gubernur, Pangdam VI Mulawarman, Kapolda Kalsel, Danrem, dan jajaran Forkopimda, Direktur Jenderal Lahan dan Irigasi Kementan, serta Bupati dan Wakil Bupati Barito Kuala.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, produksi beras nasional menunjukkan capaian tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Dengan total lahan padi seluas 123.228 hektar yang dipanen secara serentak, stok beras nasional hingga April 2025 diprediksi mencapai 2,4 juta ton.
Bupati Barito Kuala, Bahrul Ilmi, yang juga hadir dalam kegiatan tersebut, mengaku bangga dan berterima kasih atas dipilihnya Batola sebagai lokasi panen bersama Presiden. “Ini kehormatan besar bagi kami, apalagi luas lahan pertanian di Batola termasuk yang paling dominan di Kalimantan Selatan,” ujar Bahrul.
Presiden Prabowo melalui sambungan videoconference juga menyapa para kepala daerah dari 13 provinsi lain seperti Aceh, Sumatera Utara, Jawa Timur, Banten, dan Sulawesi Selatan, guna memastikan pelaksanaan panen raya berjalan lancar. Ia menegaskan bahwa semangat swasembada pangan Indonesia makin kuat berkat sinergi pemerintah dan petani.
Selain itu, program pemanfaatan alat mesin pertanian (alsintan), serta bantuan pupuk bersubsidi yang dibayar setelah masa tanam, juga terus diperkuat. “Kami juga membantu premi Asuransi Usaha Tani Padi dan mendukung Brigade Pangan di Barito Kuala,” imbuh Bahrul Ilmi, yang mengaku berasal dari keluarga petani.
Kegiatan panen ini juga dilaksanakan serentak di beberapa kabupaten sentra produksi padi di Kalimantan Selatan, seperti Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, dan Tapin.
Kementerian Pertanian sendiri menjamin serapan gabah oleh BULOG dengan harga Rp6.500/kg, yang disambut antusias oleh para petani. Menteri Amran mengungkapkan bahwa penyerapan gabah oleh BULOG naik drastis hingga 2.000 persen, sebagai bentuk nyata dukungan negara terhadap para petani.
Kalimantan Selatan tercatat sebagai provinsi penghasil padi ke-11 terbesar secara nasional, dengan produksi tahun 2024 mencapai 1,2 juta ton. Hal ini didorong oleh program cetak sawah dan optimasi lahan yang berhasil meningkatkan indeks pertanaman padi (IP) hingga dua kali bahkan tiga kali dalam setahun.
Dengan dominasi varietas lokal siam madu yang menghasilkan 6,2 ton per hektar, panen raya kali ini menunjukkan bahwa dunia pertanian tidak hanya menjanjikan, tetapi juga menjadi pilar penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional.