TERAS7.COM – Wisata religi Kubah Habib Basirih tepat di pinggir sungai yang terkenal di Kota Banjarmasin hingga saat ini masih terus dikunjungi para penziarah dari berbagai pelosok daerah.
Kubah Habib Basirih adalah sebuah makam keramat seorang ulama yang menjadi objek wisata ziarah di Banjarmasin.
Kubah ini letaknya tidak begitu jauh dari jembatan tol menuju kawasan Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin. Kubah ini berada di Jalan Keramat RT 13, Kelurahan Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat.
Salah satu penziarah dari Martapura Hamidi pada Jum’at (15/10) mengatakan, berziarah ke kubah Habib Basirih ini ingin mengambil berkat dari cucu dzuriyat Rasulullah SAW yang bermakam di Basirih.
“Kita berniat berziarah kesini berharap mendapat berkat dari Allah swt melalui dzuriyat nya Rasulullah SAW, apalagi di hari jumat bertepatan juga dengan bulan Rabiul Awal atau orang banjar sering bilangnya Bulan Maulid, Insyaallah banyak berkahnya,”ucapnya.
Hamidi juga menambahkan sebelum menziarahi Habib Hamid bin Abbas Bahasyim, terlebih dahulu menziarahi makam Ibunda Habib Basirih yaitu Syarifah Sya’anah. Adapun di sisi samping dinding kubah Syarifah ada suatu pesan amanat dari Habib Basirih yang hingga saat ini penziarah pun mentaati nasehat itu, bahwasanya tertulis “Akan ku palingkan mukaku kepada orang yang datang kepada ku tampa pamit kepada ibuku karena aku selalu hadir di sisi ibuku”.
“Jadi dari pesan amanat dari Habib Basirih ini, beliau berpesan bagi penziarah untuk terlebih dahulu mendatangi kubah ibunda beliau Syarifah Sya’anah, untuk berpamitan,”ungkapnya.
Di Kubah Basirih juga tersedia keran air minum untuk para penziarah dan disamping Kubah ada kolam untuk berwudhu langsung.
Dilansir dari berbagai sumber, Habib Hamid bin Abbas Bahasyim atau yang kerap disapa dengan panggilan Habib Basirih atau Datuk Keramat Basirih dilahirkan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Silsilahnya, Habib Hamid bin Abbas bin Abdullah bin Husin bin Awad bin Umar bin Ahmad bin Syekh bin Ahmad bin Abdullah bin Aqil bin Alwi bin Muhammad bin Hasyim bin Abdullah bin Ahmad bin Alwi bin Ahmad Al Faqih bin Abdurrahman bin Alwi Umul Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath.
Konon, antara Habib Basirih dengan salah satu wali songo, Sunan Ampel (Raden Rahmat), masih ada hubungan kekeluargaan. Sama-sama keturunan dari Waliyullah Muhammad Shahib Mirbath (keturunan generasi ke-16 dari Rasulullah Muhammad SAW).
Alhabib Hamid atau dikenal Habib Basirih meninggal dunia pada tahun 1949 atau pada usia 90 tahun.
Mengenai karamahnya, dalam sebuah kisah diceritakan bahwa saat Habib Hamid memindahkan air dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan gayung. Orang-orang menilai pekerjaan itu sebagai perbuatan tak bermakna. Padahal, itu adalah cara Habib Hamid menyelamatkan kapal penumpang yang nyaris karam di lautan luas. Sebab di belakang hari ada orang datang ke rumah beliau dan mengucapkan terima kasih atas pertolongan Habib Basirih waktu kapal mereka hampir karam di tengah laut.
Selain itu, Habib Hamid juga dikisahkan dapat menghidupkan hewan yang sudah mati, dimana pada suatu hari, seorang tetangga mengatakan kepada beliau bahwa di batang (rakitan kayu gelondongan di atas sungai yang dapat berfungsi untuk tempat mandi) milik Habib Basirih terdapat bangkai kambing yang sudah membusuk.
Bersama Habib Hamid, tetangga itu turun ke batang untuk membuktikan penglihatannya. Tetangga itu kaget ketika matanya menatap seekor kambing hidup terikat di batang Habib Hamid.
Kisah lainnya, beberapa pria dari atas perahu melintas di depan batang Habib Basirih. Mereka mengolok-olok Habib Basirih ketika beliau sedang mandi di atas batang. Gerak-gerik Habib Basirih yang ganjil menyulut mereka mengeluarkan ucapan yang kurang pantas. Tiba-tiba, perahu mereka menabrak tebing sisi sungai dan kandas.
Cerita lainnya, yang masyhur beredar di Basirih, seorang pedagang ikan berperahu menolak panggilan singgah Habib Hamid. Si pedagang berpikir tak mungkin Habib Basirih membayar dagangannya.
Akibatnya, selama satu hari penuh tak satupun barang jualan pedagang ikan tersebut ada yang laku. Sementara pedagang lainnya yang menghampiri panggilan Habib Basirih, berkayuh menuju rumah lebih cepat sebab dagangannya hari itu tak bersisa.
Itulah sepenggal kisah karamah dari AlHabib Hamid bin Abbas Bahasyim yang dapat kami rangkum. Semoga bisa menjadi bahan renungan dan pembelajaran bagi kehidupan kita semua.
Jadi bagi kalian yang ingin menuju kubah Habib Basirih, bisa ditempuh lewat jalur darat dan sungai. Menggunakan angkutan darat melalui Jalan Gubernur Subardjo, Lingkar Selatan (jalan tol), Jalan Trisakti, Komplek Lumba-Lumba atau memanfaatkan Sungai Basirih.
Sumber : (wikipedia.org, pesantren.laduni.id)